Jurnalindo.com – Untuk mendorong kemajuan daerah, terutama dari aspek ekonomi, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menggelar silaturahmi kebangsaan yang dikemas dalam bentuk komunikasi sosial di Mamuju, Selasa.
Acara komunikasi sosial (komsos) itu diyakini akan mendorong kemajuan pembangunan daerah, demikian kata Penjabat Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Akmal Malik.
Akmal Malik mengatakan bahwa komsos silaturrahmi kebangsaan ini akan memperkuat ekonomi daerah karena akan menjadi ruang komunikasi antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan.
Ia mengatakan berbagai persoalan dalam bernegara harus diatasi pula dengan keterlibatan berbagai elemen pemerintahan dan masyarakat, dan tidak dapat diatasi hanya dengan mengandalkan pemerintah provinsi saja.
Oleh karena itu agar tercipta ruang kerja sama demi kemajuan daerah dan bersama-sama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), silaturahmi kebangsaan yang digelar itu dimaksudkan untuk mempertemukan unsur pemerintah dengan masyarakat.
“Konflik antara pemerintah dan masyarakat seperti sengketa lahan, hal tersebut harus dicegah dengan membangun silaturahmi kebangsaan yang juga untuk mendorong aktivitas ekonomi dan aktivitas sosial di Sulbar agar berjalan baik,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa silaturahmi kebangsaan akan mendorong orang luar daerah untuk datang ke Sulbar karena daerah itu telah mengedepankan komunikasi sosial.
Selain itu, kata Akmal, Sulbar yang terletak di perairan selat Makassar yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang tentunya memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
“ALKI II bisa menjadi jalur ekonomi yang menguntungkan Sulbar, ini harus dimanfaatkan dengan membangun kerjasama pembangunan, melalui silaturrahmi kebangsaan,” katanya.
Sementara itu, Danrem 142/Tatag Brigjen TNI Farouk mengatakan agar kebijakan TNI AD dalam pertahanan negara pun didukung berbagai pihak, silaturahmi kebangsaan dimaksudkan untuk membangun kerja sama yang positif bagi seluruh komponen masyarakat, sehingga.
“Melalui kegiatan ini juga dapat menyamakan persepsi khususnya permasalahan yang menyangkut keutuhan bangsa dan dan menegaskan bahwa TNI lahir dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat,” katanya.
Menurut dia, dinamika kebangsaan dapat dihadapi dengan kebersamaan sehingga perlu melakukan konsolidasi konstruktif, menjaga kebhinekaan, persatuan dan kesatuan bangsa yang implikasinya menuju ketahanan nasional.
“Mari memupuk kebersamaan, kekompakan, gotong royong dan mengerti bahwa kepentingan negara harus menjadi kepentingan tertinggi di atas kepentingan pribadi maupun golongan,” ujarnya.
(ara/iva)