Jurnalindo.com, Jakarta – Di tengah hiruk-pikuk janji viral dan impresi instan, Devrin Cahyanto Pratama memilih jalan berbeda. Co-Founder Buruan Digital ini meyakini, keberlangsungan sebuah agensi digital tidak dibangun dari sensasi sesaat, melainkan dari fondasi kerja yang kuat, sistem yang rapi, dan kolaborasi lintas disiplin yang konsisten dijalankan.
Bagi Devrin, dunia digital bukan soal siapa paling cepat muncul di linimasa. “Konten bisa ramai hari ini, tapi yang menentukan masa depan brand adalah kepercayaan dan dampak jangka panjang,” katanya.
Perjalanan Devrin di ranah digital dimulai pada 2017, saat ia menetap di Magelang, Jawa Tengah. Jauh dari pusat industri, ia membangun pemahaman dari praktik langsung, mulai dari aspek teknis teknologi hingga dinamika komunitas digital. Fase ini membentuk karakter kerjanya yang teliti, sistematis, dan berorientasi proses.
“Saya tumbuh di era digital yang serba manual. Dari situ saya belajar bahwa kepercayaan lebih penting daripada sekadar cepat,” ungkapnya.
Langkahnya ke Jakarta pada awal 2021 menjadi titik balik. Ia mendirikan Arena Esports ID, perusahaan media dan penyelenggara acara esports. Di sana, Devrin menyaksikan persoalan mendasar industri kreatif digital, mulai dari profesionalisme, tata kelola kerja, hingga interaksi dengan klien dan komunitas skala besar.
“Brand dan klien sebenarnya tidak butuh banyak janji. Mereka butuh partner yang bisa diandalkan,” katanya.
Pemahaman itu semakin matang ketika pada 2023 ia terlibat dalam pengelolaan sejumlah brand bersama Adythia Pratama, pakar Guerilla Marketing. Di fase ini, Devrin terlibat langsung dalam pengambilan keputusan strategis dan merasakan tantangan nyata brand dalam membangun komunikasi digital.
“Banyak brand lelah dengan pendekatan instan. Mereka ingin partner yang mau berpikir dan bekerja bersama, bukan sekadar vendor,” ujarnya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, Buruan Digital lahir pada 2024. Devrin memimpin arah strategis dan sistem kerja agensi yang dibangun dari tim dengan latar belakang beragam: IT, spesialis media sosial, jurnalistik, konten kreator, hingga event organizer. Buruan Digital hadir dengan pendekatan end-to-end, dari perumusan strategi, produksi konten, pengelolaan distribusi, hingga aktivasi kampanye di lapangan.
“Buruan Digital bukan dibangun untuk sekadar membuat konten ramai. Kami ikut bertanggung jawab atas dampaknya,” tegas Devrin. Kolaborasi lintas disiplin, menurutnya, menjadi kunci agar strategi digital tidak berhenti di atas kertas, tetapi benar-benar dijalankan di lapangan.
Dengan pendekatan itu, Buruan Digital tampil bukan sekadar agensi digital. Ia menjadi cerminan cara Devrin membaca dan merespons perubahan industri digital Indonesia secara lebih tenang, terukur, dan berkelanjutan. (Jurnalindo.com)












