Jurnalindo.com, – Rocky Gerung memberikan selamat kepada Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, karena dianggap berhasil mengalahkan citra “gemoy” Prabowo di media sosial. Meski citra “gemoy” yang dibangun Prabowo dan Gibran sempat mencuri perhatian, Anies Baswedan mampu menyaingi dengan narasi “Desak Anies” yang muncul di berbagai platform media sosial.
Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, menganalisis tren narasi “Gemoy” dan “Desak Anies” di media online dan Twitter. Melalui akun Twitter @ismailfahmi, Ismail Fahmi menunjukkan perbandingan tren melalui kurva, menciptakan perbandingan yang menarik.
“Dalam seminggu terakhir, tren pemberitaan di online news terkait ‘Gemoy’ mulai turun drastis mulai tanggal 15 Desember 2023, beberapa hari setelah debat pertama capres,” ungkap Ismail Fahmi dalam unggahannya.
Isu “Desak Anies” muncul setelah Capres nomor urut 1 berubah menjadi “Bapak-Bapak TikTok,” dengan seringnya Anies Baswedan melakukan live streaming di akun TikTok resminya. Live streaming ini mencakup berbagai topik, mulai dari isu berat hingga hal ringan, memberikan kesempatan bagi netizen untuk bertanya langsung kepada Capres tentang berbagai hal.
Ucapan selamat dari Rocky Gerung kepada Anies Baswedan menandakan penghargaan terhadap tim Anies yang berhasil menemukan strategi untuk bersaing di media sosial. Menurut Rocky Gerung, cara yang digunakan Anies lebih menarik karena tidak hanya menjual wacana, tetapi juga menghadirkan gagasan secara langsung kepada audiens, memungkinkan netizen untuk langsung merespons dan terlibat dalam percakapan.
“Timnya Anies ini sudah menemukan satu cara untuk akhirnya bisa perang udara. Selamat buat tim yang akhirnya terbentuk dan mulai memantau,” ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung juga mendesak Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Ganjar Pranowo, untuk menemukan formula serupa agar media sosial tidak dikuasai sepenuhnya oleh satu pasangan calon. Menurutnya, terlibatnya masyarakat dalam percakapan dan membaca pikiran para calon pemimpin adalah langkah yang perlu diambil untuk memperkaya wacana politik di dunia maya.
Dengan persaingan yang semakin ketat di ranah media sosial, dinamika pemberitaan dan respons masyarakat akan terus menjadi bagian krusial dalam menjalani kontestasi politik menuju Pemilihan Presiden 2024. (Bisnis.com/Nada)