Dari Gunung Tidar ke Monas: Laku 80 Putaran Kyai Merah di Malam Kemerdekaan

Jurnalindo.com, MAGELANG – Malam kemerdekaan ke-80 Indonesia bakal diwarnai sebuah laku spiritual yang tak lazim. Muh. Edi Suryanto, ulama karismatik asal Purworejo yang akrab disapa Kyai Merah, berikrar menuntaskan 80 putaran di sekitar Monumen Nasional (Monas) Jakarta sebagai doa bagi bangsa.

Namun langkah itu tidak dimulai dari ibu kota. Kyai Merah lebih dulu menjejakkan kaki di Gunung Tidar, Magelang, poros yang sejak lama dipercaya sebagai “pakunya Tanah Jawa”. Dari sanalah perjalanan batin bertema 8008 dimulai angka yang ia pilih merujuk pada usia Republik ke-80 yang jatuh di bulan kedelapan.

“Gunung Tidar adalah pusat spiritual Jawa, Monas simbol nasional. Menghubungkan keduanya berarti menjaga agar bangsa ini tetap kokoh dan bersinar di mata dunia,” ujar Kyai Merah, Jumat (16/8).

Ritual keliling bukan hal baru baginya. Dua dekade terakhir, Kyai Merah kerap melakukan tirakat di titik-titik bersejarah Nusantara. Pada 2018, ia pernah mengitari Monas selama sembilan jam. Namun kali ini, dengan 80 putaran penuh, ia menyebut bebannya berlipat ganda.

Selain doa untuk kemerdekaan, Kyai Merah menyelipkan harapan khusus bagi Presiden Prabowo Subianto. Ia mendoakan kesehatan kepala negara agar mampu menuntaskan masa jabatan. “Kepemimpinan nasional yang kuat adalah syarat doa rakyat bisa terjawab,” katanya.

Dalam laku panjang itu, ia tak sendirian. Mr Wage, santri kesayangan, bersama rombongan simpatisan dari Purworejo, Magelang, hingga Jakarta, ikut mendampingi. Mereka berjalan sambil mengumandangkan doa dan salawat. “Ini bukan tontonan. Ini pengingat spiritual di tengah pesta kemerdekaan yang kerap riuh karnaval,” ucapnya.

Kabar rencana ini memicu beragam reaksi di media sosial. Sebagian menyambutnya sebagai simbol cinta tanah air, sementara yang lain mempertanyakan relevansinya di tengah kondisi bangsa yang penuh tantangan.

Kyai Merah tak risau. “Doa adalah jalan sunyi. Hasilnya mungkin tak kasat mata, tapi getarannya bisa menjaga negeri,” tuturnya.

Jika tak ada halangan, putaran pertama dimulai tepat pukul 10.00 WIB, bertepatan dengan detik-detik proklamasi. Sejak siang hingga malam, Jakarta akan menjadi saksi pertemuan doa, laku batin, dan pesta kemerdekaan. (Jurnalindo.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *