Jurnalindo.com, – Bacawapres Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, memberikan penjelasan terkait tudingan mobilisasi massa dalam setiap pertemuan dengan masyarakat atau relawan. Tudingan tersebut muncul karena pada setiap acara AMIN (Akbar Muhaimin Iskandar – Anies Baswedan) selalu dihadiri oleh massa yang sangat besar, sementara elektabilitas AMIN dalam berbagai lembaga survei cenderung rendah.
Dalam klarifikasinya, Cak Imin menjelaskan bahwa jika ada mobilisasi massa, biasanya dapat terlihat melalui keberadaan bus dan angkutan yang disiapkan oleh panitia acara. Namun, Cak Imin menegaskan bahwa AMIN dan panitia tidak pernah menyediakan akomodasi atau transportasi untuk memobilisasi massa. Menurutnya, semua massa yang hadir datang dengan inisiatif sendiri, secara organik.
“Hampir semua acara yang kami adakan tidak pernah menyediakan (akomodasi),” kata Cak Imin.
Selain itu, Cak Imin juga menjawab tudingan terkait hasil survei yang menunjukkan elektabilitas AMIN yang rendah. Ia berpendapat bahwa hasil survei tersebut hanya sebatas masukan dan motivasi bagi timnya. Baginya, hasil survei yang benar-benar bisa dipercaya baru akan terlihat saat pemilihan umum pada tanggal 14 Februari 2024.
“Tentu survei yang rendah, menurut para surveyor, kita anggap sebagai masukan penting. Kita anggap sebagai bagian dari motivasi. Karena bagi kita, survei hanyalah cara pandang saja,” jelas Cak Imin.
Cak Imin juga mengakui bahwa persaingan dalam pilpres nanti akan berat, terutama menghadapi dua kubu kuat, yakni Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud MD. Namun, dia tetap optimistis dan siap menghadapi tantangan tersebut.
“Iwak teri campur kemangi, musuhnya ngeri-ngeri, bro!” ujarnya dengan penuh semangat. (Kumparan/Nada)
