Jurnalindo.com, – Pada Sabtu (10/8/2024) malam, Airlangga Hartarto secara resmi menyatakan pengunduran dirinya dari posisi Ketua Umum Partai Golkar. Keputusan tersebut diumumkan setelah Airlangga memimpin Golkar selama hampir dua periode.
Seiring dengan mundurnya Airlangga, nama Bahlil Lahadalia muncul sebagai salah satu kandidat potensial untuk menggantikan posisi ketua umum Golkar. Menurut informasi yang dihimpun kumparan, Bahlil Lahadalia telah melakukan serangkaian pertemuan penting dengan tokoh-tokoh kunci sebelum pengunduran diri Airlangga diumumkan.
Pada Jumat (9/8/2024), sehari sebelum Airlangga resmi mengundurkan diri, Bahlil Lahadalia dikabarkan telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Jakarta. Pertemuan ini berlangsung setelah Salat Jumat dan tampak intensif, dengan keduanya duduk di sudut Istana. Kegiatan ini menunjukkan adanya pembicaraan strategis yang penting.
Pada sore hari yang sama, Bahlil juga menemui mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang juga merupakan politikus senior Golkar, di kediamannya di Jakarta Selatan. Bahlil, yang masih mengenakan pakaian yang sama dari pertemuan sebelumnya dengan Jokowi—kemeja putih, celana hitam, dan peci krem bergaris hitam—terlihat berbicara serius dengan Jusuf Kalla di ruang tamu rumah JK.
Hingga saat ini, detail mengenai isi pembicaraan Bahlil dengan kedua tokoh tersebut belum diumumkan. Upaya kumparan untuk menghubungi Bahlil Lahadalia terkait pertemuan tersebut belum mendapatkan respons.
Dengan mundurnya Airlangga, Partai Golkar kini menghadapi periode transisi yang krusial. Bahlil Lahadalia, sebagai kandidat yang potensial, kemungkinan akan menjadi bagian dari perubahan besar dalam struktur kepemimpinan partai tersebut. Penunjukan ketua umum baru akan menjadi langkah penting untuk menentukan arah dan strategi politik Golkar ke depan.
Perkembangan ini menandai babak baru dalam politik Indonesia, khususnya dalam konteks internal Partai Golkar, dan menjadi sorotan penting bagi banyak pihak yang mengikuti dinamika politik tanah air. (Kumparan/Nada)