Ahok Mengungkap Peran dalam Pengusungan Pramono Anung sebagai Calon Gubernur Jakarta

Sumber foto ; Kompas.com
Sumber foto ; Kompas.com

Jurnalindo.com, – Eks Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengungkapkan perannya di balik pengusungan Pramono Anung sebagai calon Gubernur Jakarta untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Dalam acara deklarasi dukungan Ahokers untuk pasangan Pramono-Rano di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta Pusat, Ahok menyatakan bahwa ia adalah orang yang merekomendasikan nama Pramono kepada Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.

“Saya mengusulkan, yang mengusulkan Mas Pram tuh saya lho sama ibu (Megawati). Saya ngomong,” kata Ahok, menegaskan pentingnya peran yang dimainkannya dalam pencalonan tersebut.

Ahok mengisahkan bahwa ia hadir dalam pertemuan antara Megawati dan Pramono, di mana Megawati meminta Pramono untuk maju sebagai calon gubernur setelah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai ambang batas pencalonan kepala daerah. Menurut Ahok, saat itu Pramono tampak sangat terkejut dan menolak tawaran tersebut dengan ekspresi yang menggambarkan kebingungan dan ketakutan.

“Mas Pram saya lihat mukanya mau nangis, ‘ampun Mbak, ampun mbak, jangan saya mbak, jangan saya’,” ujarnya sambil tertawa, yang disambut sorak sorai oleh para pendukungnya.

Dalam percakapan yang diceritakannya, Megawati menekankan bahwa keputusan untuk mencalonkan Pramono adalah hak prerogatifnya sebagai Ketua Umum PDI-P. Megawati bahkan mengingatkan Pramono bahwa jika ia menolak, ada kemungkinan pemecatan akan terjadi. Hal ini membuat Pramono merasa bingung dan meminta waktu untuk berkonsultasi dengan istrinya.

Ahok menjelaskan bahwa pengusungan Pramono sebagai calon gubernur merupakan langkah strategis untuk menghadapi situasi politik yang dianggapnya sedang genting. Ia menyadari bahwa banyak pendukungnya yang mungkin merasa kecewa karena PDI-P tidak mengusungnya sebagai calon gubernur.

“Ketika saya bicara sama ibu, saya mendapatkan kesimpulan, situasi ini, peperangan kita ini lagi genting sebetulnya,” imbuhnya, mencerminkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi partai.

Ahok juga menegaskan bahwa keputusan Megawati untuk tidak mencalonkan dirinya sebagai gubernur berasal dari rasa sayang dan perhatian, layaknya seorang orang tua kepada anaknya. Dengan memilih Pramono Anung sebagai “jenderal” PDI-P, Megawati berusaha memperkuat posisi partai di tengah situasi politik yang menantang.

“Jadi, jangan ada kegalauan lagi. Ini adalah keputusan ibu dan permintaan saya. Ini harus clear,” tutup Ahok, menegaskan pentingnya dukungan kepada Pramono Anung dalam kontestasi Pilkada mendatang.

Pengumuman ini menambah dinamika dalam persaingan politik menjelang Pilkada Jakarta 2024, dengan dukungan Ahok yang kuat terhadap Pramono dan Rano Karno sebagai pasangan calon yang diharapkan dapat memenangkan hati pemilih. (Kompas.com/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *