Waktu yang tepat untuk skrining deteksi anemia

JurnalIndo.comJakarta, 1/02  – Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Dias Septalia Ismaniar, Sp.PD mengutip pernyataan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan skrining untuk mendeteksi anemia defiensi besi dapat dimulai sejak seseorang berusia sembilan hingga 12 bulan.

“Kemudian setelah enam bulan dan setiap tahun dari usia dua hingga lima tahun yang paling mungkin mengalami anemia defisiensi besi,”
Ia mengatakan sudah beberapa lama berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah – Pondok Indah melalui emailnya kepada Antara.

Pada orang dewasa, skrining bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap, kata Dias, terutama saat kehamilan sudah diumumkan. Selama hamil, sebaiknya mulai rutin memeriksakan darahnya karena anemia pada ibu hamil sangat umum terjadi.

Baca Juga: Update Live streaming dan Jadwal Piala AFF 2022 Hari Ini

Pemeriksaan selanjutnya adalah ketika orang tersebut mulai sering mengalami keluhan seperti mudah lelah, sesak nafas, pusing, sering pusing, wajah pucat, mata kuning, sering berdebar, sesak nafas, dan nyeri dada.

Selain itu, bagi mereka yang telah terdiagnosis penyakit tertentu seperti penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis, perdarahan aktif misalnya karena wasir, terutama yang sering BAB berdarah, haid yang berkepanjangan dan berkepanjangan dengan volume darah yang banyak sangat .

Skrining juga harus dilakukan untuk mereka yang kekurangan gizi, mereka yang sulit makan, infeksi kronis seperti tuberkulosis dan autoimunitas, mereka yang menggunakan obat jangka panjang seperti HIV, rhematoid arthritis, dan pasien kanker yang menerima kemoterapi.

Dias menyebutkan anemia bisa berdampak buruk bagi tubuh, apalagi jika dibiarkan terlalu lama. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain anemia, risiko infeksi, komplikasi kehamilan, kelelahan ekstrim dan lain-lain.

Untuk mencegahnya, maka tubuh perlu mendapatkan asupan zat besi yang cukup. Menurut Dias, pemenuhan zat besi harian sebenarnya dapat tercukupi dari makanan sehari-hari seperti misalnya daging merah, hati, ayam, ikan-ikan laut dalam seperti salmon, tuna, kemudian kerang, telur, kacang-kacangan, bayam, brokoli, biji-bijian dan lain-lain.

“Pastikan asupan gizi Anda seimbang. Jangan sembarangan mengonsumsi tablet penambah darah tanpa melakukan pengecekan darah terlebih dulu. Jadi, pastikan Anda benar mengalami defisiensi zat besi. Kemudian, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui dosisnya, lama penggunaan dan evaluasi kembali setelahnya,” demikian pesan dia.

(slmn/antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *