Dokter sebut Protein hewani kerap dilupakan dalam pemenuhan gizi anak

Jurnalindo.comJAKARTA, 23/1 – Pakar kesehatan anak dr Cut Nurul Hafifah, Sp. A, Subsp. N.P.M mengatakan protein hewani cenderung terlupakan dalam pemenuhan gizi anak karena tidak sedikit orang yang menganggap protein dapat dicukupkan hanya dengan mengonsumsi tahu dan tempe.

“Hal ini bukan tidak boleh, tetapi anak juga harus mendapatkan protein hewani seperti ayam, ikan, daging, dan telur yang divariasikan,” kata dia yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia itu melalui pesan elektroniknya belum lama ini.

Hormon membantu membangun otot. Menurut Klinik Cleveland, anak usia 4 hingga 9 tahun membutuhkan 19 gram mulai setiap hari. Sedangkan mereka yang berusia antara 9 hingga 13 tahun membutuhkan 34 gram.

Baca Juga: Rizky Billar Pamer Beli Tanah 1300 Meter Secara Cash Untuk Lesti Kejora

Tak hanya protein hewani, lanjut Nurul, asupan lemak anak kerap dilupakan karena dikhawatirkan anak akan mengalami obesitas. Padahal, menurut sub spesialis anak Kesehatan Anak Nutrisi dan Penyakit Metabolik RS Pondok Indah – Pondok Indah, anak di bawah usia dua tahun masih membutuhkan lemak untuk perkembangan otaknya.

Nurul mengatakan, masyarakat termasuk orang tua perlu memastikan anaknya mendapatkan mikro dan mikronutrien. Ini bukan hanya karbohidrat, lemak, dan protein, tetapi juga zat besi, zinc, vitamin D, dan lainnya.

“Semua nutrisi tersebut terdapat di dalam makanan. Hal yang perlu diingat adalah makanan harus selalu divariasikan karena tidak ada satu makanan yang paling super atau mengandung seluruh nutrisi yang dibutuhkan,” kata dia

Kemudian, bertepatan dengan peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) pada 25 Januari, Nurul berpesan agar orangtua memastikan anak mendapatkan makanan yang bervariasi dengan menu lengkap, serta selalu memantau pertumbuhan anak.

Kementerian Kesehatan sebelumnya mengumumkan HGN tahun ini mengusung tema “Protein Hewani Cegah Stunting” guna meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap bahaya stunting. Tema ini diambil juga untuk meningkatkan komitmen dan kerjasama antara pemerintah, baik sektor kesehatan maupun nonkesehatan dalam rangka percepatan penurunan stunting. Menurut Kemenkes, merujuk pada data Badan Pangan Dunia (FAO), asupan protein hewani di Indonesia seperti daging dan ikan termasuk yang terendah.

(slmn/antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *