Ini penyebabnya kita merasa sedih di saat selesai liburan

Jurnalindo.com, – Musim liburan bisa menjadi waktu yang menyenangkan dan santai bagi banyak orang, tetapi setelah selesai, kesedihan dan kesepian dapat terjadi.

Ini dikenal sebagai post-holiday blues atau bisa juga post-holiday syndrome.

“Setelah acara seru seperti liburan, sering muncul rasa kecewa atau frustasi,” kata psikolog klinis di Rumah Sakit Lenox Hill, New York, Naomi Torres-Mackie, PhD, seperti dilansir Health, Rabu (4/1).

Baca Juga: Ada pameran seni untuk healing di akhir tahun

Menurutnya, hampir ada perasaan penarikan diri secara emosional dari kegembiraan liburan. Ada perasaan jangka pendek yang dialami individu setelah istirahat, termasuk kesedihan, kesepian, kelelahan, frustrasi, lesu, tekanan mental, atau bahkan ketakutan akan masa depan.

Penyebab kesedihan pasca-liburan dapat bervariasi dari orang ke orang, menurut co-director Johns Hopkins Anxiety Disorders Clinic Paul Nestadt, MD Beberapa orang mungkin memiliki masalah dengan liburan itu sendiri, seperti ekspektasi yang terlalu tinggi dan beban keuangan.

Orang yang berlibur bisa mendapatkan dorongan dopamin dan serotonin, dua hormon perasaan senang, setelah menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Tapi, liburan sudah usai, mood membaik.

Akhir musim liburan yang tiba-tiba juga bisa terasa membingungkan, dan bisa memicu perasaan sedih setelah liburan.

“Ada kelelahan perjalanan, atau salah satu aspek dari gangguan kenormalan yang dibawa oleh liburan. Ini semua bisa sulit untuk diatasi,” kata Nestadt.

Baca Juga: Healing, Ritual Penyejuk Hubungan Yang Kerap Dilupakan Oleh Suami Istri

Lalu kapan masalah ini bisa jadi sesuatu yang lebih serius? Gejala-gejala kesedihan usai liburan termasuk kesedihan, kurangnya motivasi, gangguan tidur, atau lekas marah bisa mirip dengan depresi klinis, menurut Torres-Mackie.

Jadi, menurut dia, penting untuk melacak berapa lama seseorang merasakan hal ini setelah liburan.

Jika perasaan sedih setelah liburan mulai memengaruhi fungsi harian seperti seperti membuat dia sulit bangun dari tempat tidur, pergi bekerja atau sekolah, meninggalkan rumah, menghabiskan waktu bersama orang lain, atau menyelesaikan tugas-tugas kecil, mungkin ada baiknya dia berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *