Tangani anak tantrum, tenangkan diri dulu baru

Jurnalindo.com, JAKARTA, 24/11 – Psikolog Alsi Marsha Tengker, BA, M.Sc. , M.Psi Buat orang tua tenang dulu sebelum menghadapi anak yang tantrum.

Dalam webinarnya, Kamis, ia mengatakan kebingungan yang muncul saat menghadapi tantrum adalah hal yang wajar. Tantrum diklasifikasikan sebagai emosi utama, yang mungkin tidak biasa dialami oleh orang tua ketika mereka masih muda.

“Jadi kita melihat saat anak kita mengekspresikan emosi besar, sebenarnya sama bingung dan takutnya dengan kita waktu kecil merasakan itu. Memang tidak mudah untuk memproses itu. Kalau aku boleh saran, soal tantrum memang baiknya kita yang ‘tenangin’ diri dulu sebelum menangani anaknya,” saran Marsha.

Dalam kesempatan itu, dokter spesialis anak yang juga pendiri dan CEO About Children, dr. Anak harus dikenalkan dengan emosi yang mereka rasakan, ujar Mesty Ariotedjo Sp.A. Menurutnya, tantrum merupakan proses yang dimulai saat anak tidak memahami perasaan yang sedang dirasakannya.

“Semakin cepat anak mengenali mungkin regulasi emosinya akan semakin baik,” tutur dia.

Di sisi lain, Principal Early Childhood Education Gianti Amanda, M.Psi. T, Montessori, Dipl berpendapat, orangtua sebenarnya bisa menyampaikan emosi yang dia sampaikan pada anak, namun disesuaikan porsinya dengan usia anak.

“Sebagai orangtua perlu menenangkan diri juga boleh loh menyampaikan. Emosi bisa kita sampaikan, bagi, tetapi dengan porsi sesuai usia anak,” demikian saran dia.

Menurut Mayo Clinic, tantrum adalah ekspresi frustrasi anak dengan keterbatasan atau kemarahan karena ketidakmampuannya mendapatkan apa yang diinginkannya. Mungkin anak mengalami kesulitan memikirkan sesuatu dan tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya.

 Baca Juga: Obat sirop atau puyer? Mana yang lebih baik untuk anak

Anak-anak pada umumnya tidak berencana untuk mengecewakan atau mempermalukan orang tua mereka. Bagi sebagian besar anak kecil, amukan adalah cara untuk mengungkapkan rasa frustrasi. Untuk anak yang lebih besar, tantrum mungkin merupakan perilaku yang dipelajari.

Jika orang tua menghadiahi amukan dengan sesuatu yang diinginkan anak, amukan kemungkinan besar akan berlanjut.

Biasanya, cara terbaik untuk menanggapi amukan adalah dengan tetap tenang. Jika orangtua merespons dengan ledakan kemarahan, anak mungkin akan meniru perilaku itu. Meneriaki seorang anak untuk menenangkan diri juga cenderung memperburuk keadaan.

Sebaliknya, cobalah mengalihkan perhatian anak. Berikan buku yang berbeda, berpindah lokasi, atau membuat wajah lucu mungkin bisa membantu.
Jika anak memukul atau menendang seseorang atau mencoba lari ke jalan, cobalah menghentikan perilakunya dengan menggendongnya sampai dia tenang. (Slmn/Antar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *