jurnalindo.com – Apakah Anda familiar dengan penyakit yang menyerang paru-paru yang disebut pneumonia? Jika tidak, bagaimana dengan paru-paru basah? Pneumonia, atau radang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi, juga dikenal sebagai paru-paru basah. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia menyumbang 15 persen dari semua kematian pada anak di bawah usia lima tahun. Penyakit paru-paru basah ini membunuh 808.694 anak pada tahun 2017.
Penyebab paru-paru basah sangat beragam. Namun, kebanyakan kasus disebabkan oleh infeksi bakteri yang disebut Streptococcus pneumoniae.Paru-paru basah bukanlah penyakit yang bisa dianggap enteng. Pasalnya, pneumonia yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius bagi penderitanya. Menurut National Health Service (NHS) – Inggris, komplikasi pneumonia lebih sering terjadi pada anak kecil, orang tua, dan mereka yang memiliki penyakit yang mendasarinya, seperti diabetes. Lantas, apa saja komplikasi paru basah yang harus diwaspadai? Menurut NHS dan sumber lain, komplikasi pneumonia meliputi:
- Pleurisi. Lapisan tipis antara paru-paru dan tulang rusuk (pleura) menjadi meradang, menyebabkan gagal napas.
- Abses paru. Ini adalah komplikasi langka yang sering muncul pada orang dengan penyakit serius yang sudah ada sebelumnya, atau riwayat penyalahgunaan alkohol yang parah.
- Septikemia (sepsis). Meski komplikasi jarang terjadi, penderita membutuhkan perhatian medis sesegera mungkin.
- Sindrom Gangguan Pernafasan Akut (ARDS). Ini terjadi ketika cairan mengisi kantung udara di paru-paru, menyebabkan pasien tidak dapat bernapas (gagal pernapasan).
Kenali gejala paru-paru basah
Saat paru-paru basah menyerang tubuh, penderita bisa mengalami berbagai gejala di tubuhnya. Namun, gejala dapat bervariasi pada setiap individu berdasarkan tingkat keparahannya. Selain itu, berbagai gejala pneumonia juga dipengaruhi oleh jenis bakteri penyebab infeksi, usia, dan kondisi kesehatan penderita. Namun, ada gejala yang dialami penderita paru-paru lembab, yaitu:
- nyeri dada.
- batuk kering.
- sakit kepala.
- Sesak napas atau kesulitan bernapas.
- Muntah dan mual
- Detak jantung menjadi cepat
- menggigil.
- Nyeri otot.
- Nyeri saat bernapas atau batuk.
- Dahak berwarna kuning atau hijau (kadang bisa berdarah).
- melelahkan.
- Kurang nafsu makan.
Tips mencegah paru-paru basah
Meski bisa menyebabkan kematian, untungnya ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah infeksi paru-paru basah. Nah, berikut cara mencegah pneumonia menurut National Institutes of Health (NIH) dan sumber lainnya.
- Dapatkan suntikan flu setiap tahun.
- Tanyakan kepada dokter Anda apakah Anda memerlukan vaksin pneumonia.
- Sering-seringlah mencuci tangan Anda.
- Jauhi keramaian.
- Minta pengunjung yang terkena influenza untuk memakai masker.
- Jangan merokok, karena tembakau melemahkan kemampuan paru-paru untuk melawan infeksi.
- Memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh dapat mencegah banyak penyakit, termasuk pneumonia.
Demikian Kenali Bahay Penyakit Paru-Paru Basah yang bisa kami rangkum, semoga dengan adanya artikel ini bisa menambah wawasan pengetahuan kita semua. Dan masih banyak lagi artikel yang menarik untuk dibaca di jurnalindo.com