Feminist dorong terciptanya ruang kerja bebas kekerasan seksual

Jurnalindo.com, JAKARTA, 25/11 – Jabodetabek, organisasi feminis yang berbasis di Jakarta, mendorong para pengusaha untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan bebas dari kekerasan seksual.

Hal ini penting karena menurut survei yang dilakukan oleh Never Okay Project (NOP) dan Global Labour Organization dari International Labour Organization, 852 dari 1.173 responden (70,93%) pernah mengalami beberapa bentuk kekerasan dan pelecehan di dunia kerja.

Pelecehan seksual yang berdampak signifikan terhadap kejiwaan korban tentu dapat menurunkan produktivitas bahkan menimbulkan kerugian ekonomi bagi perusahaan atau pelaku komersial.

Direktur Program Feminis Jakarta Anindia Restoyani menjelaskan, setidaknya ada dua hal yang dapat dilakukan pengusaha untuk memastikan tempat kerja yang aman.

“Pertama dengan membuat dan menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) Anti Kekerasan Seksual. Kedua, dengan memberikan pengetahuan terhadap pemberi kerja maupun pekerja terkait kekerasan seksual serta cara mencegah dan menangani kekerasan seksual di tempat kerja,” katanya dalam diskusi memperingati 16 Hari Aktivisme Melawan Kekerasan Berbasis Gender (16 HAKBG) di Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut, Noval Auliady yang juga co-director Di Jalan Aman Tanpa Pelecehan (DEMAND), memaparkan langkah seperti ini salah satunya telah dijalankan oleh penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi, Gojek, kepada mitra-mitra pengemudinya.

“Gojek telah menerapkan SOP yang tegas untuk pengemudi maupun pelanggannya terkait pelanggaran kekerasan seksual, termasuk prosedur penanganan kasus yang berfokus pada pemenuhan hak korban.”

Di luar itu Gojek juga secara preventif melakukan ragam program edukasi untuk meningkatkan pemahaman mitra-mitranya terkait topik anti-kekerasan seksual, termasuk bagaimana menjadi active bystander atau orang yang secara aktif bertindak membantu korban saat melihat kekerasan seksual terjadi di ruang publik.

“Inisiatif yang dilakukan Gojek dapat membawa kesadaran kolektif dengan skala besar dan menjadi contoh positif peran sektor swasta dalam gerakan penciptaan ruang publik aman,” katanya.

An Nisaa Yovani, yang mewakili Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (KOMPAKS), mengatakan upaya kolektif diperlukan untuk mendorong agar isu kekerasan seksual menjadi prioritas.

Edukasi dan himbauan untuk angkat bicara dan mengambil tindakan ketika kekerasan seksual terlihat terjadi di tempat kerja harus dilanjutkan dengan menyuarakan hak pekerja atas tempat kerja yang aman secara kolektif.

Selain itu, saat ini terdapat kesepakatan internasional, Konvensi ILO No. 190 (Konvensi ILO No. 190/C190) yang mengakui hak setiap orang atas dunia kerja yang bebas dari kekerasan dan pelecehan, termasuk kekerasan berbasis gender. dan pelecehan.

Baca Juga: Cara memilih busana kasual nyaman dan simpel

Kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan di dunia kerja merupakan pelanggaran HAM berat, kata Nunik Nurjana, Program Analyst UN Women di Indonesia.
Apakah kamu serius.

“Untuk menghentikannya dibutuhkan komitmen kuat serta respons kolaboratif dan berkelanjutan dari semua pihak. Karena itu, bersama ILO, kami telah melakukan upaya seperti menyusun panduan penghapusan kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan di dunia kerja,” katanya.

Stella Darmadi, Head of Global Marketing GoRide Gojek, mengatakan bahwa sebagai penyedia layanan yang mendukung produktivitas masyarakat sehari-hari, sekaligus jadi tempat bagi mitra-mitra driver bekerja mencari nafkah, Gojek berkepentingan untuk memastikan ekosistemnya senantiasa aman.

Lewat inovasi berkelanjutan serta kolaborasi dengan berbagai pihak yang berkompeten, kami terus memastikan keamanan bagi semua orang yang berada di ekosistem Gojek. “Komitmen ini bahkan kami pertegas lewat kampanye ‘We Got You’ yang kami luncurkan tahun ini untuk menunjukkan kesiapan Gojek untuk menjadi layanan andalan masyarakat,” katanya. (Slmn/Antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *