Cara Ukur Tingkat Kedewasaan Seseorang

Jurnalindo.com – Apa maksud dari kata dewasa? Lalu bagaimana seseorang bisa meraihnya? Atau Kapan status ini bisa kita sandang? Berikut akan kita bahas dengan singkat tentang bagaimana cara kita mengukur batas atau tingkat kedewasaan dari setiap individu.

Belum kita temukan standar tepat kapan waktunya atau pada usia berapa satu individu dapat kita katakan mencapai kedewasaan. Karena belum ada ukuran tunggal dapat menentukan tingkat dewasanya seseorang. Apakah kedewasaan itu ditentukan usia?, Tentu saja tidak.

Seperti yang kita tahu ada kalimat yang berbunyi “umur bukan penentu kedewasaan seseorang”.  Ya ini memang benar. Anda tidak bisa menyebutkan bila ada orang yang berusia 20 tahun kita anggap lebih kekanak-kanakan dari individu yang berusia 25 tahun.

Ini karena kedewasaan itu sendiri tidak terlepas dari adanya faktor pergaulan, pengalaman, hingga keluarga. Jika bukan usia, lalu bagaimana anda bisa mencari tahu bila seseorang tersebut dapat kita katakan telah dewasa ataupun belum. Tentu ada beberapa penilaian yang dapat  kita lakukan terhadap setiap individu.

Kata “Dewasa”, memang sebuah kata yang sangat sederhana, namun sarat akan makna. Karena dewasa pastinya menjadi keinginan oleh khalayak, termasuk anak-anak. Lalu apakah Anda merupakan salah satu individu yang juga mengidamkan kedewasaan?.

Dan tentu jawaban Anda terkait pertanyaan ini dapat kita jadikan salah satu indikator tolak ukur kedewasaan seseorang. Pastinya dewasa adalah sikap yang sarat terkait berbagai kematangan dan kesempurnaan.

Kata tersebut dapat membuat kita akan membayangkan sosok pribadi yang bijaksana, tenang, berwibawa, serta berbagai sifat dan sikap baik lainnya. Tentu tidak heran bila kata ini sangat kita harapkan untuk mampu mencapainya.

 

5 Cara Mengukur Tingkat Dewasanya Seseorang

Seiring pergantian waktu ke waktu, manusia pun juga akan selalu berkembang. Mulai tumbuh dari kanak-kanak hingga menuju remaja, dan akan menjadi individu yang dewasa. Tingkat Kedewasaan tidak dapat kita untuk dari faktor usia, sebab ada banyak individu yang  memiliki umur yang cukup tua, tapi kedewasaannya masih belum terbangun.

Ada banyak faktor mempengaruhi hal tersebut. Baik karena adanya faktor internal pada diri sendiri ataupun juga adanya faktor eksternal yang meliputi lingkungan keluarga, ataupun masyarakat.

Karena kedewasaan seseorang dinilai dari beberapa faktor, karena seseorang tak bisa begitu saja memiliki sikap dewasa. Tentu ada beberapa hal yang melatarbelakangi dapat tercapainya kedewasaan.

Bahkan kita juga memerlukan pembiasaan diri dan hanya dapat tercapai bila seseorang mampu membiasakan diri berbagai hal-hal yang menuntun pada kedewasaan. Baik latar belakang keluarga ataupun lingkungan tersebut hanya mempunyai sedikit pengaruh terhadap kedewasaan Anda.

Kedewasaan ini juga merupakan diri kita sendiri yang dapat menentukan. Dan pada usia berapa kita bisa bersikap dewasa. Seperti yang kita tahu, ada kalimat anonim yang menyebutkan, “Tua adalah kepastian, sedang dewasa ialah pilihan”.

Anda dapat memposisikan diri kapan saja ingin dewasa. Apakah saat beranjak usia yang semakin tua untuk kedewasaan yang lebih meningkat. Atau beranjak usia yang berjalan semakin tua, tanpa bertambahnya kedewasaan? Anda bisa menentukan pilihan sendiri.

1.    Bertanggung Jawab

Individu yang sudah dewasa dapat mengenali dirinya sendiri, untuk apa dirinya lahir pada dunia ini serta apa tujuan bagi hidupnya. Sedangkan bagi individu yang belum bisa masuk kategori dewasa, kondisi ini tentu kebalikan dari pengertian tersebut. Zaman sekarang, tidak sedikit Anda menjumpai orang-orang yang dapat mengemban tanggung jawab. Ada pula tingkat kedewasaan individu dapat terlihat dari tingkat keberaniannya untuk mempertanggungjawabkan segala tindakan dan kapasitas agar mendapatkan kepercayaan atas tanggung jawab tersebut.

2.    Mempertimbangkan Setiap Konsekuensi

Bagi orang dewasa, tentu akan selalu memikirkan konsekuensi atas segala apa saja yang ia lakukan. Dirinya akan selalu melakukan pertimbangan terhadap segala konsekuensi ataupun akibat terkait tindakan yang mereka lakukan.

Individu yang dewasa pun juga tahu bahkan selalu siap terhadap segala konsekuensi apapun yang ada. Untuk hal ini, tentu saja berbanding terbalik terhadap sifat orang yang masih punya pemikiran kekanak-kanakan.

Tidak ada satupun anak kecil  dapat berpikir lebih detail dan jauh ke depan sana. Mereka justru hanya akan bertindak sesuai dorongan tanpa harus memikirkan akibat ataupun dampaknya.

3.    Kemauan Untuk Terus Berjuang

Untuk menilai kedewasaan seseorang selanjutnya yaitu dapat kita lihat dari kemauan keras untuk berjuang. Bila ada seseorang yang hanya ingin mencari jalan yang paling mudah ataupun gampang menyerah saat mengalami situasi yang sulit.

Terlebih bila belum mengusahakan apapun, tapi sudah pasrah dan tidak mau berusaha terlebih dahulu. Kedewasaan adalah dia yang mampu berusaha untuk mencari jalan keluar terhadap masalah apapun yang sedang dialami.

4.    Mandiri

Tipikal individu yang telah dewasa, tentu cenderung tak akan manja lagi. Bahkan tak akan menggantungkan dirinya kepada orang lain. Termasuk bila sikapnya seringkali menyalahkan, atau menuntut hingga memaksa untuk menuruti apa yang jadi keinginannya.

Menurut penilaian Josua, individu yang usianya dapat kita katakan dewasa, namun perilaku dan mentalnya tak kunjung dewasa. Tentu hal ini dapat menimbulkan masalah. Apalagi bila orang tersebut mempunyai kekuasaan, fasilitas, privilege. Besar kemungkinan damage rusaknya semakin parah.

Kedewasaan tentu saja tak seharusnya jadi pilihan, tetapi keharusan. “Sebab cara kehidupan kita sebagai manusia dapat menjadi semakin lebih baik, bukan dengan cara lebih pintar. Melainkan dengan menjadi pribadi yang lebih dewasa”.

Kita dapat menjadi dewasa secara sosial ataupun ekonomi, tentu tergantung bagaimana diri kita ingin meraihnya. kemampuan seseorang secara mandiri, termasuk mampu membiayai keperluan hidupnya sendiri. Selain itu, mampu menangani berbagai masalah dengan menggunakan kemampuan sendiri.

Dan kemampuan berpikir serta  bertindak secara mandiri juga dapat kita katakan sebagai bentuk pribadi yang lebih dewasa. Selain itu, berani melarang atau menyuruh diri sendiri, dan tahu tugas hingga tanggung jawab diri sendiri, dan dapat membedakan mana hal yang benar ataupun tidak benar.

Bila ada orang yang seperti ini, maka kita pastikan dirinya mencapai kedewasaan. Dan akan selalu mampu memakai akal dengan baik. Dengan demikian, dirinya akan tahu mana poin yang benar dan kurang benar.

5.    Memiliki Rasa Empati

Bagi orang yang tak mempunyai kedewasaan bisa kita gambarkan seperti watak anak-anak. Tentu saja tidak mau tahu pada saat mengalami kesulitan, termasuk kesulitan yang telah menimpa orang lain.

Pastinya akan jauh berbeda dengan individu yang dapat kita katakan telah dewasa, maka akan cenderung mempunyai empati terkait apa yang tengah dirasakan oleh orang lain. Menurut Josua, rasa empati merupakan atribut kedewasaan. Berbeda dengan self-centered yaitu atribut individu yang lebih tua, namun belum dewasa.

Seperti yang sudah sering kita jumpai, ada orang yang yang sudah memiliki usia yang cukup layak menjadi dewasa. Namun ternyata masih memiliki pemikiran anak-anak. Tapi juga ada orang yang masih tergolong muda, tapi memiliki pemikiran dewasa. Karena tentu saja tingkat kedewasaan seseorang tidak bisa kita ukur dari usia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *