Jurnalindo.com – Wajah atau kulit yang terkena sinar matahari pastinya terasa sangat perih. Selain itu, akan membuat kulit terlihat kurang indah. Hampir setiap orang pernah mengalami hal ini saat melakukan kegiatan luar yang lumayan lama. Banyak sekali langkah untuk bisa mengatasi kulit terbakar sinar UV. Seperti dengan mengoleskan madu atau pasta kentang.
Ada beberapa tindakan terlihat baik, namun justru bisa membuat kulit kita yang terbakar semakin lebih parah. Ternyata, ada makanan yang kita makan ataupun pakaian yang Anda kenakan bisa menyembuhkan luka sinar matahari ataupun justru membuatnya lebih sakit. Wajah merah akibat matahari memang terasa perih, namun ada cara untuk mengatasinya.
Tidak jarang ada beberapa kegiatan yang justru mengakibatkan luka bakar sengatan matahari semakin parah. Sehingga kita harus tahu hal-hal apa saja yang dapat memperparah kondisi kulit. Dengan demikian, kita bisa menghindarinya dan akan membantu proses penyembuhan luka semakin lebih mudah dan cepat.
7 Hal Dihindari Saat Kulit Terbakar Sinar UV
Panasnya terik matahari membuat kita sangat rentan mengalami kulit yang terbakar matahari, apalagi bagi kita yang tinggal daerah tropis. Tergantung pada tipe kulit, karena efek kulit memerah saat terkena matahari ini bisa menyebabkan luka bakar. Gejalanya seperti kulit kemerahan, kulit kering mengelupas, panas dan perih.
Gejala kulit yang terbakar akibat matahari ini bisa hilang sendirinya dalam kurun beberapa hari, karena memang tak berakibat serius. Tapi, ada kebiasaan yang kita lakukan, justru dapat memperparah. Oleh sebab itu, hindari hal-hal berikut ini pada kulit yang sedang terbakar matahari.
1. Mengelupas dan menggaruk kulit
Wajah atau kulit yang terkena matahari dapat menimbulkan kemerahan, rasa perih dan gatal. Lama kelamaan akan semakin mengering, lalu berkerak. Tapi, jangan coba-coba menggaruknya, terlebih mengelupas kulit. Melakukan hal tersebut hanya akan memperparah kondisi kulit.
Kulit punya cara serta prosesnya sendiri dalam menyembuhkan luka. Bila anda ingin meredakan kulit yang tidak nyaman, anda dapat mengoleskan krim pelembab. Namun pastikanlah produk yang kita gunakan tidak menimbulkan iritasi berkelanjutan. Ketika kulit mulai terkelupas, ini artinya kulit mulai sembuh.
Kita tidak boleh mengganggu proses ini dengan menggaruk ataupun menggosok kulit. Hindarilah produk yang memiliki kandungan asam salisilat, retinoid, ataupun asam glikolat. Biarkanlah kulit mengelupas dengan alami.
Kita cukup mengoleskan produk pelembab yang tak mengandung zat-zat tambahan atau pewangi. selain itu, kita juga bisa mengoleskan minyak zaitun untuk kulit terbakar matahari.
2. Mandi Dengan Air Panas
Perlu kita ketahui, bahwa panas bisa menambah iritasi pada kulit yang rusak akibat terbakar matahari. Oleh karena itu, sebaiknya mandi menggunakan air dingin agar dapat meringankan peradangan.
Sebab kulit setelah terbakar matahari akan menjadi kering. Tutur Joshua Zeichner, M.D direktur Departemen Dermatologi Mount Sinai Hospital. Oleh sebab itu, jangan mandi dengan air panas sampai kulit sembuh total.
Bila kita tidak berhati-hati, maka air panas dapat mengikiskan produksi minyak secara alami dari kulit semakin menambah kering bahkan mengelupas. Sebaiknya setelah mandi, segera keringkan badan dengan cara menepuk handuk, agar kelembaban tak hilang.
Kemudian aplikasikan pelembab supaya menahan air dalam kulit dan bisa meringankan kekeringan kulit.
3. Menggunakan Krim dari Bahan Kimia
Jika kulit terbakar sinar UV, anda perlu menghindari sinar matahari yang berlebihan hingga kulit benar-benar pulih. Lalu, apa yang kita lakukan saat kondisi dan situasi mengharuskan kita untuk beraktivitas terkena terik matahari? gunakanlah tabir surya.
Guna melindungi kulit terhadap kerusakan yang lebih lanjut, namun jangan menggunakan produk yang berbahan kimia. Atau menggunakan masker alami untuk wajah terbakar sinar matahari.
Karena dengan mengoleskan bahan dasar kimia ke kulit yang tengah terbakar, justru bisa mengakibatkan iritasi. maka dari itu, pilih sunscreen berbahan alami agar dapat menenangkan kulit.
4. Memakai Krim Mengandung Alkohol
Bukan hanya tidak boleh menggunakan krim memiliki kandungan bahan kimia, pastikanlah krim yang Anda gunakan pun bebas alkoholnya. Menurut dr. Shereene Idriss, seorang dokter dermatologi kosmetik menuturkan bahwa alkohol dapat mengeringkan minyak alami pada kulit.
Inilah sebabnya, saat kita oleskan pada area kulit, malah dapat mengganggu penyembuhan kulit. Sehingga, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh. Gunakan obat sunburn di apotik bebas alkohol.
5. Menutupinya Menggunakan Make Up
Poin penting lain yang juga tidak boleh kita lakukan setelah kulit tersengat matahari, yaitu dengan cara menutup kulit memakai make up. Menurut Dr. Idriss bahwa melapisi kulit yang sedang mengalami iritasi memakai make up dapat meningkatkan risiko infeksi atau reaksi alergi.
Terlebih bila memakai kuas atau spons make up kotor. Pada masa ini, kulit memerlukan ruang agar bisa bernapas. Dengan begitu, tahan keinginan Anda merias wajah supaya dapat membiarkan pori-pori pada kulit.
Bertujuan agar tetap terbuka dan dapat memproses penyembuhan alaminya. Gunakan produk lidah buaya, karena Tanaman ini memang memiliki kandungan zat anti radang dan juga berdampak baik untuk kulit sesudah terbakar ultraviolet.
Namun, menggunakan produk kulit dengan kandungan pewangi lidah buaya dapat menyebabkan iritasi yang bertambah parah. Ada baiknya jika kita langsung memakai tanamannya agar mendinginkan kulit.
6. Jarang Minum Air
Hal lainnya yang menyebabkan kulit kering sesudah terbakar matahari, lantaran kurang asupan. Padahal kulit perlu asupan yang lebih banyak, termasuk cairan untuk lebih cepat sembuh.
Sebab proses penyembuhannya dapat membuat kulit bisa menyerap cairan. Hal ini yang membuat Anda sangat rentan sekali mengalami dehidrasi saat masa pemulihan. Sebaiknya cukupilah asupan cairan tubuh dengan cara minum air yang lebih banyak setiap hari.
7. Menggunakan Pakaian Ketat
Mungkin hal yang sering kita lewatkan saat kulit terbakar sinar UV yaitu menggunakan pakaian ketat. Sama seperti menggunakan make up, Anda juga tak boleh memakai pakaian terlalu ketat agar dapat membiarkan bisa kulit bernapas.
Karena kulit yang tengah meradang harus kita biarkan terbuka, sebab saat ini imun tubuh tengah merespon kerusakan kulit dengan cara bisa meningkatkan aliran darah pada area kulit yang rusak agar dapat mempercepat penyembuhan. Inilah sebabnya, kulit menjadi panas, kemerahan, dan iritasi.
Terlebih bila kita memakai pakaian ketat dan terkena kulit yang tengah terbakar matahari, maka proses tersebut tak akan berlangsung secara optimal. Justru hal yang mungkin muncul yaitu pembengkakan bahkan melepuh.
Mengenakan pakaian ketat, bisa mengakibatkan kerusakan yang akan semakin parah sesudah kulit terbakar. Oleh karena itu, menggunakan pakaian ketat ada baiknya kita hindari, sebab masih terjadi peradangan.
Sinar matahari memang memberikan efek yang tidak nyaman, bahkan tidak jarang terasa panas. Hal inilah yang terkadang membuat kita tidak sengaja melakukan hal-hal yang ternyata, justru dapat memperparah kulit terbakar sinar UV dan menyebabkan proses penyembuhan yang semakin lama.