Jurnalindo.com, – Menjelang pergantian tahun, penjualan terompet di Kabupaten Pati mengalami lonjakan signifikan. Terompet menjadi salah satu pernak-pernik favorit masyarakat untuk memeriahkan malam tahun baru, dengan pembeli yang datang dari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga remaja.
Salah seorang pedagang terompet di kawasan Dosoman Pati, Yuni, mengungkapkan bahwa dalam sepekan terakhir tokonya selalu ramai pembeli. Setiap harinya, puluhan hingga ratusan orang datang untuk membeli terompet dengan berbagai bentuk dan harga.
“Harga terompet paling murah Rp6.000 sampai paling mahal Rp25.000. Saya kulakan sekitar 20 hari yang lalu, dan mulai ramai sejak tujuh hari terakhir karena sudah mendekati tahun baru,” ujar Yuni saat ditemui awak media, Selasa (30/12/2025).
Yuni menyebutkan, pada siang hari ia bisa menjual sekitar 20 hingga 30 terompet. Namun, saat malam hari penjualan meningkat tajam hingga mencapai 100 terompet per hari.
“Per hari kisaran 20 sampai 30 terjual. Tapi kalau malam bisa lebih banyak lagi, apalagi semakin dekat malam tahun baru,” tutur perempuan asal Desa Degan, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati tersebut.
Menurutnya, lonjakan penjualan terompet menjelang tahun baru merupakan hal yang rutin terjadi setiap akhir tahun. Faktor cuaca juga sangat berpengaruh terhadap jumlah pembeli.
“Tahun lalu juga ramai, masyaAllah kalau cuaca mendukung. Kalau cuaca tidak mendukung, ya penjualan bisa turun,” katanya sambil tetap melayani pembeli.
Yuni menambahkan, tingginya minat pembeli di tokonya dipengaruhi oleh variasi bentuk terompet yang ditawarkan. Mulai dari bentuk naga, barongsai, hingga model kerucut yang menjadi favorit anak-anak.
Dengan semakin dekatnya malam pergantian tahun, para pedagang terompet di Pati optimistis penjualan masih akan terus meningkat. (Juru/jurnal)












