Tanggul Widodaren Jebol, BNPB Turun Tangan DPR Desak BBWS Bertanggung Jawab

Jurnalindo.com, – Setelah tanggul Sungai Widodaren di Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, jebol dan menyebabkan banjir di Desa Ketitangwetan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akhirnya turun tangan.

Sejak akhir pekan lalu, tim BNPB mulai membangun tanggul darurat dengan memasang cerucuk bambu dan karung berisi tanah untuk menahan aliran air agar tidak kembali merendam pemukiman warga.

Ada delapan titik tanggul kritis di sepanjang aliran Sungai Widodaren, dan tiga di antaranya sudah ambrol. Kondisi itu membuat ribuan warga di sekitar bantaran sungai hidup dalam kekhawatiran setiap kali hujan deras mengguyur kawasan tersebut.

Langkah cepat BNPB mendapat perhatian dari anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi NasDem, Sri Wulan, yang meninjau langsung lokasi tanggul, Senin (3/11/2025). Ia menyebut pengerjaan tanggul sementara ini harus dikebut siang malam untuk mengantisipasi datangnya musim hujan.

“Sudah ada progres pemasangan cerucuk bambu dan sandbag. Kita dorong agar pekerjaan dilakukan tanpa henti, karena kalau hujan turun lagi, risikonya besar,” ujar Sri Wulan di lokasi.

Namun di balik upaya tanggap darurat itu, Sri Wulan menyoroti masalah klasik yang kerap diabaikan: sampah dan sedimentasi di aliran sungai. Ia menilai tumpukan sampah yang terbawa banjir menjadi penyebab utama air meluap.

“Kita lihat banyak timbunan sampah yang seharusnya dibersihkan secara rutin. Itu tanggung jawab BBWS Pemali Juana. Kalau pemeliharaan sungai tidak dilakukan, tanggul sebagus apa pun akan percuma,” tegasnya.

Sementara itu, Tenaga Ahli BNPB, Bambang Eko Pratolo, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berada di lokasi sejak Selasa (28/10/2025). Penanganan difokuskan pada pembuatan tanggul darurat di titik-titik yang dinilai paling berisiko jebol.

“Ini prioritas utama kita. Pekerjaan meliputi pemasangan sandbag, cerucuk, pagar bambu, dan tanah urug. Material mulai berdatangan malam ini, dan besok langsung kita percepat,” jelas Bambang.

Meski penanganan sementara terus dikebut, sejumlah pihak menilai langkah ini belum menyentuh akar persoalan tata kelola sungai dan drainase di wilayah hilir Sungai Widodaren.

Tanpa perbaikan sistem pengendalian banjir yang permanen dan kebersihan aliran sungai, ancaman banjir musiman di Batangan dan sekitarnya diyakini akan terus berulang setiap tahun. (Juri/Jurnal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *