Jurnalindo.com, – Sejumlah Nelayan tradisional telah mendapatkan bantuan berupa beras dari pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati. Bantuan ini diberikan lantaran mereka tidak bisa pergi ke laut disebabkan cuaca buruk.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati melalui kepala Bidang (kabid) Bidang Perikanan Tangkap, Triyadi mengatakan bantuan ini diharapkan dapat meringankan kebutuhan sehari-sehari.
“bantuan ini Per orang nelayan kecil tradisional telah mendapatkan 5 kilogram beras,”ucapnya belum lama ini.
Menurutnya para nelayan ini pada saat melaut telah menghadapi gelombang setinggi kurang lebih 2 meter, sehingga mereka memutuskan dirumah saja daripada pergi ke laut dengan resiko yang besar.
“Karena cuaca ekstrim itu gelombang tinggi, gelombang antara satu setengah sampai dua setengah meter dan saat ini pun masih berlangsung,” jelasnya.
Dia melanjutkan, pendistribusian beras ini akan menyasar sekitar 5.659 nelayan, dimana tersebar di Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Juwana, dan Batangan.
“Yang terakhir ini di Dinas Kelautan dan Perikanan untuk Kecamatan Gembong dan Kecamatan Gabus. Sebagian dari Kecamatan Jakenan dan Kecamatan Pati,” paparnya.
Sedangkan mekanisme distribusi bantuan tersebut tidak seperti biasanya tetapi bantuan ini diserahkan melalui koordinator nelayan.
Sementara itu, Koordinator Nelayan di Pati Ahmad Fikri Nasrullah mengatakan, kondisi laut saat ini baru ada gelombang tinggi. Sehingga para nelayan kecil tradisional tidak bisa mencari ikan.
Dia menyebut, nelayan kecil tradisional tidak bisa pergi melaut dimulai sejak awal Desember 2024 sampai Januari 2025.
Hadirnya bantuan beras 5 kilogram per orang, yang diberikan kepada para nelayan tradisional melalui Koordinator nelayan, Fikri mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Pati.
Pastinya, dia juga berharap pada saat seperti ini, Pemkab Pati bisa selalu support terhadap kondisi nelayan kecil tradisional.
“Kami sebagai koordinator mengucapkan banyak terima kasih dari bantuan Cadangan Pangan Pemerintah. Telah membantu nelayan-nelayan kecil Tradisional,” pungkas dia. (Juri/Jurnalindo)
