Kemiskinan Ekstrim Di Pati Sangat Tinggi, Ini Jumlahnya

Jurnalindo.com – Kemiskinan menjadi perhatian Pemerintah Pusat dengan adanya program bantuan sosial tersebut diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan di Negeri ini. walaupun demikian angka kemiskinan ekstrim bisa dibilang masing cukup tinggi.

Salah satunya di Kabupaten Pati Angka kemiskinan ekstrim hingga kini mencapai ratusan ribu lebih.

Melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3akb) saat ini masih melakukan verifikasi dan validasi (Verval) terkait jumlah pasti kemiskinan ekstrim dan menjadi bahan untuk pengentasannya.

Baca Juga: PMK Serta LSD Merabah Hewan Ternak, Disdagperin Pati Siap-siap

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin pada Dinas Sosial Dinsos P3akb Pati Tri Haryumi, menyebutkan bahwa kemiskinan ekstrim kategori desil 1 di Kabupaten Pati 147 ribu lebih jiwa.

“Di Pati kalau hanya data belum disandingkan dengan di lapangan angka kemiskinan ekstrim desil 1 sekitar 147 ribu sekian jiwa. Angka DTKS kita 743.239 jiwa, atau sekitar 10 persen. Cuma ini masih baru data belum verval,” ungkap Haryumi di ruangnya belum lama ini.

Dikatakan bahwa jumlah ini masih harus di verval. Karena di dalam data tersebut dimungkinkan ada yang sudah mampu dan ada yang meninggal. Dia meyakini data ini turun, tidak berkembang.

Menurut Haryumi, kemiskinan ekstrim desil 1 ini tengah menjadi perhatian Pemerintah Pusat. Sebab desil 1 dikategorikan orang yang betul-betul tidak punya apa-apa yang pada dasarnya sebagai penerima Bansos PKH.

Baca Juga: Tangani Limbah Sisa Banjir ,DLH Pati Mengaku Belum Maksimal

“Cuma harus di verval lagi, karena mungkin desil 1 ini sudah beranjak menjadi mampu. Dari pak Presiden Jokowi menghendaki tahun 2024 sudah 0 persen,” ungkapnya

Lebih lanjut, pihak mengakui jika saat ini angka tersebut masih diolah yaitu disandingkan dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Termasuk disandingkan juga dengan NIK nya apakah sudah padu padan dengan Disdukcapil atau belum. Apalagi kalau belum punya E-KTP.

“Setelah itu baru kita turun lapangan, data kemiskinan ekstrim yang kita pilih dengan sandingkan Disdukcapil. Lalu ada instrumen seperti kuesioner,” tambahnya.

“Kemiskinan ekstrim desil 1, kata dia yaitu seperti Lansia, disabilitas, intinya yang tidak mampu tidak mempunyai apa-apa masuk di situ,”pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *