Jurnalindo.com, – Pada Selasa (18/6), Kelompok Tani Tunggak Ungu Timur di Desa Bumiharjo, Kecamatan Winong, Pati, berhasil melakukan panen padi pada masa tanam kedua (MT II). Panen ini menjadi sorotan karena dilakukan di tengah kondisi cuaca panas dan lahan kering.
Acara panen raya tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Koramil Winong, anggota DPRD Pati, camat, serta kepala desa setempat. Usai panen simbolis, dilakukan penghitungan ubinan yang menunjukkan hasil panen mencapai 9,6 ton per hektare.
Desa Bumiharjo merupakan salah satu daerah yang mengandalkan sawah tadah hujan, yang sangat bergantung pada curah hujan untuk mengairi tanaman padi.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tunggak Ungu Timur, Suwardi, yang berusia 60 tahun, menjelaskan bahwa hampir seluruh lahan pertanian di Kecamatan Winong adalah sawah tadah hujan dengan total lahan sekitar 190 hektare.
Pada masa tanam kedua (MT II), biasanya petani mengalami kesulitan air yang mengakibatkan penurunan hasil panen dan potensi gagal panen yang tinggi. Namun, tahun ini, mereka berhasil panen dengan hasil yang baik.
Salah satu faktor kunci keberhasilan panen di tengah kondisi sulit ini adalah penggunaan pupuk teknologi nano. Suwardi menyatakan bahwa produktivitas padi dapat ditingkatkan dengan penggunaan pupuk ini. Petani dari Desa Karangkonang, Ihsan, juga mendukung pernyataan ini.
Ihsan memiliki lahan sekitar 2.100 meter persegi, dan meskipun ada penurunan hasil panen dari 42 sak pada MT 1 menjadi 39 sak pada MT 2, penurunan tersebut tidak drastis. Ia yakin bahwa tanpa penggunaan pupuk teknologi nano, penurunan hasil panen bisa lebih signifikan.
Ihsan menambahkan bahwa pupuk teknologi nano bisa menjadi solusi di tengah kelangkaan pupuk subsidi dari pemerintah. Tahun ini, jatah pupuk subsidi semakin dikurangi, membuat masalah kekurangan pupuk semakin akut.
“Pupuk nano ini kecil bentuknya tapi manfaatnya lebih dari pupuk kimia subsidi dari pemerintah yang bisa berkarung-karung,” kata Ihsan.
Keberhasilan panen ini menunjukkan potensi teknologi dalam meningkatkan hasil pertanian, meskipun dalam kondisi cuaca yang tidak mendukung. Dengan inovasi seperti pupuk teknologi nano, petani di daerah tadah hujan seperti Kecamatan Winong dapat mengatasi tantangan air dan tetap menghasilkan panen yang baik.
Diharapkan, solusi ini dapat diadopsi lebih luas untuk mendukung ketahanan pangan di daerah-daerah lain yang menghadapi tantangan serupa.
Panen raya di Desa Bumiharjo merupakan bukti bahwa inovasi teknologi dalam pertanian dapat memberikan hasil yang signifikan. Dengan dukungan teknologi dan kebijakan yang tepat, petani dapat mengoptimalkan hasil panen meski di tengah kondisi sulit.
Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi daerah lain dan mendorong peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia. (Sumber : RadarPati/Nada)
4o