Jurnalindo.com, – Perayaan Kirab Hari Jadi Pati yang ke-702 berlangsung meriah dengan beragam rangkaian acara dan antusiasme warga yang tinggi.
Namun, suasana semarak tersebut tercoreng oleh kejadian yang cukup mengejutkan, yaitu sorakan dan protes warga kepada Bupati serta Sekretaris Daerah (Sekda) saat melewati kirab menuju pendopo Kabupaten Pati.
Sorakan ini menjadi salah satu momen yang cukup menyita perhatian, yang ternyata merupakan ungkapan kekecewaan masyarakat atas kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perkampungan (PBB-P2) hingga 250 persen beberapa waktu lalu.
Kenaikan pajak yang dianggap terlalu memberatkan ini memicu reaksi negatif dari warga, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk sorakan saat pemimpin daerah mereka berjalan melintas.
Fuad Syaiful Rohman, salah satu pengunjung kirab, menyampaikan bahwa sorakan itu adalah bentuk ketidakpuasan warga terkait kebijakan kenaikan PBB-P2 yang sangat signifikan.
“Masyarakat merasa kebijakan ini sangat membebani dan kurang memperhatikan kondisi ekonomi mereka,” ujarnya di depan awak media, Pada Kamis (7/08/2025).
Sementara itu, Husain, salah seorang koordinator donasi yang turut hadir dalam acara tersebut, menambahkan bahwa sorakan warga juga menandakan rasa kecewa terhadap para pemimpin yang selama ini kebijakannya memberatkan masyarakat.
“Pemimpin harusnya merakyat dan mampu mensejahterakan masyarakat, bukan justru membuat kebijakan yang memberatkan rakyat,” tegasnya
Dalam menghadapi respons warga ini, pemerintah daerah diharapkan segera melakukan evaluasi atas kebijakan kenaikan pajak tersebut agar lebih memperhatikan aspirasi dan kesejahteraan masyarakat.
Kendati demikian, pihaknya mengiatkan kejadian ini memberikan pelajaran penting bagi para pemimpin daerah bahwa kepekaan terhadap rakyat sangat dibutuhkan, terutama dalam mengambil kebijakan yang berdampak langsung pada ekonomi masyarakat.
Meskipun demikian, perayaan Hari Jadi Pati ke-702 tetap berlangsung dengan berbagai kegiatan budaya dan tradisi yang mengangkat kekayaan sejarah dan kearifan lokal, sebagai wujud kecintaan pada daerah dan semangat untuk membangun masa depan yang lebih baik. (Juri/Jurnal)