Jurnalindo.com, – Berdasarkan hasil rapat koordinasi evaluasi Posko Terpadu Lebaran 2024/ 1445 H Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan di Solo, Rabu (8/05/204) Kemarin. Dishub Pati menyebut Berjalan lancar dan terkendali lantaran kondisi jalan yang cukup baik.
Hal demikian disampaikan langsung oleh kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pati, Teguh Widyatmoko melalui Kabid monitoring Pengendalian dan Operasional (Dalops) Nita Agustiningtyas saat menghadiri rapat tersebut.
Ia mengatakan selain kondisi jalan yang mendukung, tetapi juga peran stakeholder yang terlibat sangat menentukan, sehingga para pemudik merasa nyaman dan aman.
“Pelaksanaan Posko Lebaran 2024/1445 H prov Jateng berjalan lancar dan terkendali antara lain karena akses jalan dalam kondisi baik dan terjalinnya kerjasama yg baik antar stakeholder yg mendukung dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan Posko Lebaran,”ungkapnya
Jumlah pemudik yang masuk ke Jawa Tengah tahun 2024 mencapai puluhan juta, Kata Nita bahkan menjadi jumlah terbanyak sepulau jawa.
“Provinsi Jateng menjadi tujuan mudik tertinggi yaitu sebesar lebih dari 61,6 jt jiwa pemudik yg masuk ke Jateng selama arus mudik Lebaran 2024/1445 H,”ucapnya.
Meskipun demikian, kalau pekerjaan seberat ini dilakukan bersama-sama dan melibatkan semua pihak maka kesuksesan pasti akan terwujud.
“Kekompakan dan menjalin hubungan dengan baik itu menjadi hal yang utama dalam mewujudkan kemaslahatan,”paparnya.
Adapun kendala yang ditemui selama menjaga posko lebaran kemarin, dari petugas mengatakan ada sedikit kemacetan pada waktu puncak arus mudik dan arus balik di pintu tol. Sehingga petugas menerapkan jalur one way agar kemacetan tidak terlalu parah.
“Puncak arus mudik pada tgl 6 April 2024 diberlakukan 2x rekayasa lalu lintas one way lokal dr gerbang tol Kalikangkung s/d km.459 (Salatiga) Puncak arus balik tgl 15 April 2024,”tutu dia
“kepadatan lalu lintas di ruas tol, kepadatan/ kemacetan di akses masuk rest area (rest area 456 dan 457) kepadatan lalu lintas di jalur tengah dan selatan, kepadatan lalu lintas di jalur wisata (terkait ketersediaan kantong parkir dan rekayasa jalur,”sambungya. (JuriJurnal)
