Jurnalindo.com, Pati – Irigasi perairan untuk area persawahan berkurang lantaran waduk Gembong yang selama ini dijadikan suplai air mengalami penyusutan hampir 80 persen.
Berdasarkan keterangan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pati melalui Kabid Sumber daya Air (SDA) Sudarno mengatakan bahwa semenjak musim kemarau panjang ini, Waduk Gembong diperkirakan masih tersisa 2 juta kubik debit air.
Hal itu dapat terlihat yang awalnya penuh dengan air, tetapi sekarang tempat tersebut dipenuhi tumbuhan rumput hijau yang membentang di area Waduk Gembong.
“Debit air di waduk Gembong saat ini berkisar 2 juta meter kubik, dari jumlah total 9 juta meter kubik. tetapi efektif nya 8, juta sekian,” jelasnya saat ditemui awak media belum lama ini.
Sehingga kebutuhan para petani tidak dapat dipenuhi semua, namun kata Sudarno ada beberapa areal persawahan yang masih bisa dialiri tetapi terbatas.
“Untuk kebutuhan petani saat ini masih bisa suplai ke areal pertanian. Seperti hari ini dibuka ke arah Margorejo 700 meter kubik dan ke Gembong dan sekitarnya 500 meter kubik,”ujarnya.
Walaupun demikian tidak serta merta di suplai air, tetapi harus koordinasi terlebih dahulu, lantaran mengingat kebutuhan air yang semakin mendesak.
Selian minimnya air, lanjut Sudarno tetapi ada kendala lain yang mengharuskan Pengiriman air menjadi terhambat, pasalnya ada beberapa sungai yang melakukan perbaikan bendungan.
“Untuk kebutuhan petani cukup, meskipun ada yang tidak bisa kita melayani karena ada perbaikan di beberapa bendungan, sehingga menghambat suplai air dari atas ke bawah,”terangnya.
Sehingga terpaksa, pihaknya membiarkan sungai tersebut menjadi kering takutnya ketika di disuplai air justru dapat menghambat proyek pekerjaan itu.
“Ini harus ada jeda waktu antara pengeringan mulai hari Senin tanggal 9 Oktober besok. Semua sungai akan kami keringkan, karena ada finishing ada pengerjaan di hulu bendungan semirejo gembong,”pungkasnya. (Nada/Jurnal)