Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kilogram, Berakibat Harga Meroket.

Jurnalindo.com, Pati – Gas elpiji tiga Kilogram atau Gas melon di kabupaten Pati mengalami kelangkaan hampir Dua Bulan, sehingga menyebabkan masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan itu.

Salah satu pengakuan dari Kecamatan Margoyoso berinisial N (31) ini, Ia menyebut kelangkaan Gas elpiji melon ini sejak memasuki hari Raya Qurban hingga sampai sekarang.

Langkanya gas melon ini mengakibatkan harganya melambung tinggi,Akhirnya dirinya pun terpaksa membeli dengan harga yang terbilang cukup mahal.

“Gas ini memang lagi langka. Kalau ada barangnya pun, harga harganya mahal. Bahkan ada yang sampai Rp 30 ribu. Enggak tahu apakah ini karena kuotanya dibatasi atau bagaimana,” keluh dia, belum lama ini.

Baca Juga: Terang-terangan Ilegal loging di Hutan Ngarengan Kabupaten Pati, KPH Pati Lemah Penanganan

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Hadi Santoso mengungkapkan bahwa ada sejumlah permasalahan yang mengakibatkan gas melon sulit didapat. Salah satunya terkait adanya pendataan konsumen yang dilakukan Pertamina melalui pangakalan dan agen gas elpiji 3 kilogram.

“Itu bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak konsumen yang memang secara aturan diperbolehkan membeli gas subsidi. Ketika itu dilakukan maka muncul pangkalan-pangkalan itu masyarakatnya yang diperbolehkan memakai gas elpiji,” ungkapnya.

Kemudian persoalan lainnya yakni soal adanya pembatasan dari Pertamina untuk pembelian gas skala rumah tangga dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Yakni diatur kouta untuk rumah tangga setiap bulannya 4 tabung. Sedangkan UMKM 8 sampai 10 tabung.

“Ini yang menjadi masyarakat agak kesulitan. Karena ada UMKM yang lebih dari itu kebutuhan. Ada yang satu hari 1 tabung bahkan ada 3 tabung. Ketika dibatasi itu ada kesulitan. Padahal untuk membeli elpiji 3 kilo harus memakai KTP,” terangnya.

Sedangkan persoalan lain yakni karena banyaknya kegiatan masyarakat. Seperti halnya sedekah bumi. Sehingga kebutuhan sas elpiji menjadi meningkat terutama 3 kilogram. Untuk mengatasi persoalan kelangkaan gas melon itu, pihaknya akan mengusulkan penambahan kuota.

Meskipun sebenarnya, Disdagperin telah menghitung kuota dan realisasi gas melon di Kabupaten Pati mencukupi. Mengingat, mulai dari Januari hingga akhir Juli lalu, total realisasinya sebesar 7.331.880 tabung. Padahal kouta elpiji di Pati 11.778.660 tabung. Kemudian ditambah cadangan sebanyak 796.660 tabung.

Baca Juga: Hadapi Musim Kemarau, BPBD Pati Siapkan Ratusan Tangki Droping Air Bersih

“Kalau berdasarkan kuota yang kita terima baru terealisasi 58,35 persen. Jadi rata-rata satu bulan 1 juta tabung konsumsi masyarakat. Untuk memenuhi ini kami mengajukan penambahan kouta bulanan. Untuk memenuhi kouta Agustus. Kita belum tahu jumlahnya. Sesuai kebutuhan dari masyarakat,” tandasnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *