Kurang Perhatian Dari Pemerintah, Begini Kondisi Sekolahan SD Negeri Bermi 03

Jurnalindo.com – Kondisi bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Bermi 03 yang terletak di Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati sangat mengkhawatirkan, walaupun demikian kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa.

Kepala Sekolah SD Negeri Bermi 03, Gunawi, menyatakan ada dua kelas yang memperhatikan yang satu plafonnya rusak parah dan kelas satunya lagi tak berplafon.

Selain itu, pengakuan dari Gunawi bahwa kondisi semua kelas masih menggunakan keramik model lama, bahkan plafon belakang gedung sekolah sudah lapuk.

Baca Juga: Festival Jakarta Film Week Akan Digelar Tahun Ini, Catat Tanggalnya

“Khusus kelas 2, bangunannya tidak ditinggikan seperti ruangan yang lainnya dan masih memakai keramik model lama. Tak hanya atap kelas, plafon belakang gedung sekolah pun lapuk,” terangnya
saat ditemui awak media belum lama ini.

Tentunya kondisi ini membuat kegiatan belajar mengajar tidak nyaman. Apalagi beberapa bangunan masih menggunakan asbes.

”Ada beberapa ruang rusak. Tapi paling parah di tiga ruangan. Yakni di kelas 5 dan 6. Yang kelas 2 itu masih menggunakan keramik model lama dan tidak ada plafonnya. Bahkan Ada ruang yang masih menggunakan asbes,” ucapnya.

Dalam kondisi itu, dirinya mengakui bahwa murid di SD 03 Bermi ini, jumlahnya sangat sedikit, sehingga dari pemerintah sendiri kurang ada perhatian.

“Aturannya tiap tahun itu harus ada 60 siswa. Sementara di sini tak ada segitu. Jadi selamanya tak akan bisa dapat bantuan. Karena di wilayahnya hanya satu RW saja di. Selain itu, di daerah ini tak ada madrasah. Jadi tak mungkin dihapus, memang dibutuhkan SD ini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Dasar, Sa’dun membenarkan bahwa salah satu aturan untuk mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK), minimal setiap sekolah mempunyai siswa sebanyak 60 orang.

“Regulasi itu berubah-berubah. Dulu dibatasi yang mendapatkan DAK itu akreditasi nya B. Sedangkan akreditasi A tidak boleh karena sudah baik. Dua tahun terakhir ini dibatasi jumlah siswanya minimal 60. Karena yang ditangani itu yang banyak dulu,” tutupnya.

 

(Alf/jurnalindo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *