Kades Main Kucing-kucingan, Tanah Bengkok Dilelang Tak Diketahui Warga

Jurnalindo.com – Pelelangan Tanah bengkok yang dilakukan oleh Kepala Desa (Kades) Kedumulyo Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati menyebabkan terjadi amukan masa oleh Warga, lantaran tidak ada keterbukaan kepada masyarakat.

Hal ini mengakibatkan Kepala Desa (Kades) Kedumulyo, Sukolilo Sutrisno dilaporkan oleh warganya atas dugaan telah melakukan tindak pidana korupsi ke Polresta Pati. Pelaporan tersebut terkait penjualan tanah bengkok yang dinilai tak transparan, Sabtu (18/3/2023).

Laporan dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) ini diterima langsung oleh Bripka Yayan Hermawan selaku Ba Urmintu Sat Reskrim Polresta Pati.

Baca Juga: Permintaan Fasilitas Kendaraan Dinas Untuk Kades di Pati, DPRD Bakal Wujudkan di Tahun Ini

Berdasarkan pernyataan salah satu warga, diduga Kades Kedumulyo telah melakukan transaksi jual-beli tanah bengkok tanpa sepengetahuan warga. Diketahui setidaknya ada empat tanah bengkok yang bernilai Rp 280 juta.

“Pada 2021 tanah bengkok dilelang. Kemudian diperpanjang hingga 2022. Uang itu digunakan buat apa. Seharusnya kan mengetahui semua (masyarakat),” ucap warga setempat yang tak mau disebutkan identitasnya, Sabtu (18/3/2023).

Selanjutnya, atas persoalan ini, banyak warga yang merasa dirugikan atas lelang tanah bengkok. Lantaran dari awal warga tak dilibatkan sama sekali. Salah satu warga juga mengaku bahwa mereka menginginkan transparansi dari pihak Desa atas persoalan ini.

Baca Juga: Syabda Perkasa Belawa, Atlet Badminton Dikabarkan Meninggal Dunia Karena Kecelakaan, Berikut Kronologinya

“Dari RT-RW tak tahu kalau tanah bengkok dilelang lagi. Lelangnya tak terbuka itu. Sebenarnya warga menginginkan transparansi dari pihak desa. Jadi aliran dananya jelas,” jelasnya.

“Desa ini harusnya transparan. Ada pelelangan tanah bengkok, masyarakat harus tahu. Uangnya untuk apa, kemudian menjadi kegiatan apa juga harusnya mengetahui masyarakat,” lanjutnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kades Kedumulyo, Sutrisno mengatakan persoalan kritik pemerintah ini wajar. Dia mengaku desanya sudah se-transparan mungkin kepada masyarakat.

“Desa ini sudah transparan. Ketika ada kritik dan saran itu hal yang biasa. Silahkan datang ke desa. Nanti tahu situasinya,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan suara.

 

(Alf/junalindo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *