Jurnalindo.com – Menghadapi gelombang terbaru COVID-19 varian Omicron, otoritas kesehatan Kota Beijing sedang membangun rumah sakit darurat dan melarang warganya makan dan minum di semua restoran, rumah makan, atau kafe selama musim libur Hari Buruh pada 1-4 Mei.
Di Beijing, terjadi alih fungsi beberapa fasilitas umum menjadi rumah sakit yang mampu menampung 4.000 orang pasien COVID-19.
Pada hari Sabtu (30/4), 59 kasus baru COVID-19 ditambah delapan kasus tanpa gejala, sebanyak 22 kasus di antaranya ditemukan di Distrik Chaoyang dilaporkan otoritas kesehatan setempat.
Dengan demikian, terdapat 259 kasus yang tersebar di 13 distrik sejak Jumat (22/4) hingga Sabtu (30/4) di Beijing.
Chaoyang mewajibkan warganya melakukan dua kali tes PCR massal pada hari Minggu (1/5) dan Selasa (3/5) sebagai distrik yang ditemukan kluster baru di sekolahan. Tiga tes sebelumnya sudah dilakukan yang terakhir kalinya pada hari Jumat (29/4).
Semua penjual makanan dan minuman di Beijing menangguhkan pelayanan makan dan minum di tempat.
Pembelian makanan dan minuman hanya dilayani untuk dibawa pulang, demikian pengumuman otoritas Kota Beijing melalui pesan singkat yang dikirimkan kepada setiap pengguna telepon seluler di Ibu Kota.
Protokol kesehatan secara ketat tetap diberlakukan di berbagai lokasi.
“Saat hendak naik subway (kereta metro) menuju tempat kerja, ditanya polisi, mau pergi ke mana? Setelah saya jelaskan dan menunjukkan kartu identitas, baru diizinkan,” kata seorang staf KBRI Beijing.
Di beberapa kawasan yang terkena penguncian wilayah (lockdown), Otoritas Beijing menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok dengan harga normal. (ara/iva)