Jurnalindo.com – Banda Aceh – Guna berperan dalam meningkatkan investasi industry bahan alam, Universitas Syiah Kuala (USK) Prof Marwan meminta Kamar dagang dan industri (Kadin) Provinsi Aceh mengambil peran meningkatkan investasi di sektor industri pengolahan hasil pertanian.
Ia menyampaikan di Banda Aceh, Senin, “Aceh memerlukan percepatan pertumbuhan ekonomi untuk mengejar ketertinggalan, di mana pengurus Kadin Provinsi Aceh yang terpilih nantinya harus dapat mengambil peran strategis,”.
Pernyataan itu disampaikannya terkait akan berlangsungnya pemilihan Ketua Kadin Provinsi Aceh di Banda Aceh, di mana dalam bursa pemilihan tersebut ada tiga kandidat yang akan bersaing yakni M Iqbal, Ismail Rasyid dan Rizky Syahputra.
Ia menjelaskan Kadin juga dapat berperan meningkatkan investasi industri pengolahan bahan alam, serta membuka akses pasar langsung ke luar negeri untuk produk yang dihasilkan dari Tanah Rencong tersebut.
Marwan juga mengatakan lembaga yang menaungi para pengusaha tersebut juga harus berperan dalam stabilisasi harga produk pertanian dan perikanan Aceh yang menyangkut pendapatan sebagian besar masyarakat kecil di Aceh.
Ia menyakini peran serta Kadin dalam memaksimalkan potensi yang ada di seluruh pelosok Aceh akan mampu mengejar ketertinggalan ekonomi di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.
Menurut dia keterlibatan sektor swasta sangat penting terhadap kemajuan sebuah kawasan, sebab jika mengandalkan anggaran pemerintah sangat terbatas dan menggerakkan semua sektor.
“Pertumbuhan ekonomi yang sehat harus dari sektor riil produksi yang berbasis pada peningkatan nilai tambah, di mana peran investasi swasta sangat penting dalam membangun dan kemajuan daerah,” kata Marwan.
Sebelumnya, kinerja ekspor industri pengolahan nasional sepanjang Januari-Mei 2022 mencapai 83,73 miliar dolar AS atau tumbuh 25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 66,99 miliar dolar AS di tengah surplus neraca perdagangan yang masih berlanjut.
Nilai pengapalan sektor industri memberikan sumbangsih tertinggi, dengan menembus 72,83 persen dari total nilai ekspor nasional selama lima bulan ini yang menyentuh 114,97 miliar dolar AS.
“Capaian ekspor dari sektor industri manufaktur berkontribusi terhadap neraca perdagangan Indonesia yang terus melanjutkan tren surplusnya pada Mei 2022, dengan nilai mencapai USD2,89 miliar. Tren surplus ini dialami sejak Mei 2020 atau selama 25 bulan berturut-turut,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (21/6).
Menperin menjelaskan, kinerja neraca perdagangan yang kembali mencatatkan nilai surplus perlu disyukuri karena menjadi modal dalam menopang upaya pemulihan ekonomi nasional yang masih berlangsung.
“Sebagai salah satu langkah mempertahankan surplus neraca perdagangan, pemerintah terus berupaya mendorong ekspansi pasar ekspor ke berbagai negara,” tuturnya. (Ara/Aniq)