
Riya adalah sifat yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Riya adalah sifat yang mencolok dan tercela, dimana seseorang beribadah atau berbuat baik dengan tujuan untuk dilihat dan dipuji oleh orang lain. Hal ini dapat merusak amalan bahkan membatalkannya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari sifat riya dalam segala hal yang kita lakukan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari sifat riya:
- Ikhlas dalam beribadah dan berbuat baik, hanya karena Allah SWT.
- Menjaga kerahasiaan dalam beribadah dan berbuat baik.
- Tidak mencari pujian atau pengakuan dari orang lain.
- Memfokuskan diri pada kualitas ibadah dan perbuatan baik, bukan pada kuantitas.
- Berusaha untuk memperbaiki diri dan ibadah secara terus-menerus.
Dengan menghindari sifat riya, kita dapat memperoleh pahala yang lebih besar dari ibadah dan perbuatan baik yang kita lakukan. Selain itu, kita juga dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Cara Menghindari Sifat Riya
Sifat riya merupakan sifat tercela yang dapat merusak amalan seseorang. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara menghindarinya. Berikut adalah 7 aspek penting yang dapat membantu kita menghindari sifat riya:
- Ikhlas
- Sembunyi-sembunyi
- Tidak mencari pujian
- Fokus pada kualitas
- Intropeksi diri
- Jauhi takabur
- Dekat dengan Allah
Dengan mengamalkan aspek-aspek tersebut, kita dapat terhindar dari sifat riya dan memperoleh pahala yang lebih besar dari ibadah dan perbuatan baik yang kita lakukan. Selain itu, kita juga dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Ikhlas
Ikhlas merupakan salah satu aspek terpenting dalam menghindari sifat riya. Ikhlas berarti melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia. Ketika kita ikhlas, maka kita tidak akan terpengaruh oleh pandangan orang lain dan hanya fokus pada kualitas ibadah dan perbuatan baik kita. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari sifat riya dan memperoleh pahala yang lebih besar dari Allah SWT.
Contoh nyata dari ikhlas dalam menghindari sifat riya adalah ketika seseorang bersedekah secara sembunyi-sembunyi. Ia tidak ingin diketahui oleh orang lain karena takut riya. Ia hanya ingin mendapatkan ridha Allah SWT. Dengan bersedekah secara ikhlas, ia dapat terhindar dari sifat riya dan memperoleh pahala yang lebih besar.
Ikhlas juga merupakan sikap yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita ikhlas dalam bekerja, maka kita akan fokus pada kualitas pekerjaan kita dan tidak terpengaruh oleh pujian atau kritik dari orang lain. Dengan demikian, kita dapat menghasilkan pekerjaan yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Sembunyi-sembunyi
Menghindari sifat riya juga dapat dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Sembunyi-sembunyi dalam hal ini berarti tidak menceritakan atau mempublikasikan kebaikan yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pujian dan pengakuan dari orang lain, yang dapat merusak keikhlasan dalam berbuat baik.
-
Melakukan kebaikan secara diam-diam
Salah satu cara untuk menghindari sifat riya adalah dengan melakukan kebaikan secara diam-diam. Misalnya, memberikan sedekah kepada orang yang membutuhkan tanpa memberitahu siapa pun. Dengan cara ini, kita dapat terhindar dari pujian dan pengakuan orang lain, sehingga keikhlasan kita tetap terjaga.
-
Tidak menceritakan kebaikan yang telah dilakukan
Selain melakukan kebaikan secara diam-diam, kita juga dapat menghindari sifat riya dengan tidak menceritakan kebaikan yang telah kita lakukan kepada orang lain. Hal ini dapat dilakukan untuk menghindari rasa bangga dan superioritas diri. Dengan tidak menceritakan kebaikan yang telah dilakukan, kita dapat tetap rendah hati dan fokus pada kualitas ibadah dan perbuatan baik kita.
-
Menghindari pujian dan pengakuan
Ketika kita melakukan kebaikan, terkadang orang lain akan memberikan pujian dan pengakuan. Namun, kita harus berhati-hati dalam menyikapi hal ini. Pujian dan pengakuan dari orang lain dapat membuat kita terlena dan lupa diri. Oleh karena itu, kita harus menghindari pujian dan pengakuan, dan tetap fokus pada tujuan kita untuk beribadah dan berbuat baik karena Allah SWT.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita dapat terhindar dari sifat riya dan memperoleh pahala yang lebih besar dari Allah SWT. Selain itu, kita juga dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Tidak mencari pujian
Menghindari sifat riya sangat berkaitan dengan tidak mencari pujian. Pujian dapat merusak keikhlasan dalam berbuat baik, karena fokus kita beralih pada pengakuan dari orang lain, bukan pada ridha Allah SWT.
-
Mencari ridha Allah SWT
Ketika kita tidak mencari pujian, maka fokus kita adalah pada ridha Allah SWT. Kita berbuat baik semata-mata karena ingin mendapatkan pahala dari-Nya, bukan dari manusia. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari sifat riya dan memperoleh pahala yang lebih besar.
-
Menjaga kerendahan hati
Tidak mencari pujian juga dapat membantu kita menjaga kerendahan hati. Ketika kita tidak terobsesi dengan pengakuan dari orang lain, maka kita tidak akan merasa lebih superior atau bangga diri. Kita akan tetap rendah hati dan fokus pada perbaikan diri.
-
Terhindar dari rasa bangga
Pujian dari orang lain dapat menimbulkan rasa bangga dalam diri kita. Rasa bangga ini dapat merusak keikhlasan dan membuat kita lupa diri. Dengan tidak mencari pujian, kita dapat terhindar dari rasa bangga dan tetap fokus pada tujuan kita untuk beribadah dan berbuat baik karena Allah SWT.
-
Lebih fokus pada kualitas
Ketika kita tidak mencari pujian, maka kita akan lebih fokus pada kualitas ibadah dan perbuatan baik kita. Kita tidak akan terpengaruh oleh pandangan orang lain dan hanya fokus untuk memberikan yang terbaik karena Allah SWT.
Dengan tidak mencari pujian, kita dapat terhindar dari sifat riya dan memperoleh pahala yang lebih besar dari Allah SWT. Selain itu, kita juga dapat menjadi pribadi yang lebih baik, rendah hati, dan bermanfaat bagi orang lain.
Fokus pada Kualitas
Dalam menghindari sifat riya, penting untuk fokus pada kualitas ibadah dan perbuatan baik kita, bukan pada kuantitas atau pengakuan dari orang lain. Berikut ini beberapa alasan mengapa fokus pada kualitas sangat penting:
-
Menghindari Pujian dan Pengakuan
Ketika kita fokus pada kualitas, kita tidak akan terpengaruh oleh pujian dan pengakuan dari orang lain. Kita hanya fokus untuk memberikan yang terbaik karena Allah SWT, bukan untuk mendapatkan pengakuan dari manusia.
-
Menjaga Keikhlasan
Fokus pada kualitas juga dapat membantu kita menjaga keikhlasan dalam beribadah dan berbuat baik. Ketika kita tidak terobsesi dengan pengakuan dari orang lain, maka kita dapat beribadah dan berbuat baik semata-mata karena Allah SWT.
-
Mendapatkan Pahala yang Lebih Besar
Allah SWT sangat menghargai kualitas ibadah dan perbuatan baik kita. Ketika kita fokus pada kualitas, maka kita akan mendapatkan pahala yang lebih besar, meskipun kita tidak banyak beribadah atau berbuat baik.
-
Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Fokus pada kualitas juga dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik. Ketika kita fokus untuk memberikan yang terbaik dalam segala hal, maka kita akan terus memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih bermanfaat bagi orang lain.
Dengan demikian, fokus pada kualitas merupakan aspek penting dalam menghindari sifat riya. Dengan fokus pada kualitas, kita dapat beribadah dan berbuat baik dengan ikhlas, mendapatkan pahala yang lebih besar, dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Intropeksi Diri
Intropeksi diri merupakan salah satu cara efektif untuk menghindari sifat riya. Intropeksi diri adalah kegiatan merenungkan dan menilai diri sendiri, baik kelebihan maupun kekurangannya. Dengan melakukan intropeksi diri, kita dapat mengetahui motivasi dan niat kita dalam melakukan sesuatu, termasuk dalam beribadah dan berbuat baik.
Orang yang rajin melakukan intropeksi diri akan lebih mudah menyadari jika dirinya mulai terpengaruh oleh sifat riya. Ia akan menyadari jika tujuannya dalam beribadah dan berbuat baik bukan lagi karena Allah SWT, melainkan karena ingin dipuji atau diakui oleh orang lain. Dengan demikian, ia dapat segera memperbaiki niatnya dan kembali beribadah dan berbuat baik dengan ikhlas.
Selain itu, intropeksi diri juga dapat membantu kita mengetahui kelemahan dan kekurangan diri sendiri. Dengan mengetahui kelemahan dan kekurangan diri sendiri, kita dapat memperbaikinya dan menjadi pribadi yang lebih baik. Hal ini juga dapat membantu kita terhindar dari sifat riya, karena kita akan lebih fokus pada perbaikan diri daripada mencari pengakuan dari orang lain.
Dengan demikian, intropeksi diri merupakan salah satu cara penting untuk menghindari sifat riya. Dengan melakukan intropeksi diri secara teratur, kita dapat mengetahui motivasi dan niat kita, serta kelemahan dan kekurangan diri sendiri. Hal ini dapat membantu kita memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga terhindar dari sifat riya dan memperoleh ridha Allah SWT.
Jauhi takabur
Takabur atau kesombongan merupakan salah satu sifat tercela yang dapat merusak amalan seseorang. Takabur juga dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya sifat riya. Orang yang takabur merasa dirinya lebih baik dari orang lain, sehingga ia cenderung mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. Hal ini dapat membuatnya terjerumus ke dalam sifat riya.
Sebaliknya, orang yang jauh dari sifat takabur akan lebih rendah hati dan menyadari kekurangan dirinya. Ia tidak akan merasa lebih baik dari orang lain, sehingga ia tidak akan terpengaruh oleh pujian atau pengakuan dari orang lain. Ia akan beribadah dan berbuat baik semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau diakui oleh orang lain.
Oleh karena itu, jauhi takabur merupakan salah satu cara penting untuk menghindari sifat riya. Dengan menjauhi takabur, kita dapat menjadi pribadi yang lebih rendah hati dan fokus pada perbaikan diri. Hal ini akan membuat kita terhindar dari sifat riya dan memperoleh ridha Allah SWT.
Dekat dengan Allah
Dekat dengan Allah SWT merupakan salah satu cara penting untuk menghindari sifat riya. Orang yang dekat dengan Allah SWT akan lebih takut kepada-Nya dan lebih mengharapkan ridha-Nya. Ia akan menyadari bahwa segala sesuatu yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT, sehingga ia akan berhati-hati dalam setiap tindakannya.
Selain itu, orang yang dekat dengan Allah SWT akan lebih fokus pada perbaikan diri dan tidak mudah terpengaruh oleh pujian atau pengakuan dari orang lain. Ia akan beribadah dan berbuat baik semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau diakui oleh orang lain. Ia akan lebih ikhlas dalam beribadah dan berbuat baik, sehingga terhindar dari sifat riya.
Dengan demikian, dekat dengan Allah SWT merupakan salah satu cara penting untuk menghindari sifat riya. Dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, kita dapat menjadi pribadi yang lebih takut kepada-Nya, lebih mengharapkan ridha-Nya, lebih ikhlas dalam beribadah dan berbuat baik, dan tidak mudah terpengaruh oleh pujian atau pengakuan dari orang lain.
Tutorial Menghindari Sifat Riya
Sifat riya merupakan salah satu sifat tercela yang dapat merusak amalan seseorang. Sifat ini muncul ketika seseorang beribadah atau berbuat baik dengan tujuan untuk dilihat dan dipuji oleh orang lain. Untuk menghindari sifat riya, berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
-
Ikhlas dalam Beribadah dan Berbuat Baik
Dasar dari menghindari sifat riya adalah ikhlas, yakni beribadah dan berbuat baik hanya karena Allah SWT. Jauhkan niat untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.
-
Menjaga Kerahasiaan
Hindari menceritakan atau mempublikasikan kebaikan yang telah dilakukan. Kerahasiaan akan menjaga keikhlasan dan menghindarkan diri dari pujian berlebihan.
-
Menjauhi Takabur
Sifat takabur atau merasa lebih baik dari orang lain dapat memicu riya. Rendah hati dan mengakui kekurangan diri akan membantu menghindari sifat ini.
-
Fokus pada Kualitas
Jangan hanya mengejar kuantitas ibadah atau perbuatan baik. Fokuslah pada kualitas dan kesungguhan dalam setiap amalan. Ini akan mengarahkan pada keikhlasan dan menghindari riya.
-
Intropeksi Diri
Luangkan waktu untuk merenungkan motivasi dan niat dalam beribadah dan berbuat baik. Intropeksi diri akan membantu mengidentifikasi dan memperbaiki kecenderungan riya.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita dapat menghindari sifat riya dan memperoleh pahala yang lebih besar dari ibadah dan perbuatan baik yang kita lakukan. Selain itu, kita juga dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Tips Menghindari Sifat Riya
Sifat riya dapat merusak amalan seseorang. Untuk menghindarinya, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:
Tip 1: Perkuat Niat Ikhlas
Dasari setiap ibadah dan perbuatan baik dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Jauhkan diri dari keinginan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan.
Tip 2: Jaga Kerahasiaan
Hindari menceritakan atau mengumbar kebaikan yang telah dilakukan. Menjaga kerahasiaan akan melindungi keikhlasan dan mencegah timbulnya sifat riya.
Tip 3: Jauhi Sifat Takabur
Merasa lebih baik dari orang lain dapat memicu sikap riya. Rendah hati dan mengakui kekurangan diri akan membantu menghindari sifat ini.
Tip 4: Fokus pada Kualitas
Jangan hanya mengejar kuantitas ibadah atau perbuatan baik. Fokuslah pada kualitas dan kesungguhan dalam setiap amalan. Ini akan mengarahkan pada keikhlasan dan menghindari riya.
Tip 5: Intropeksi Diri Secara Teratur
Luangkan waktu untuk merenungkan motivasi dan niat dalam beribadah dan berbuat baik. Intropeksi diri akan membantu mengidentifikasi dan memperbaiki kecenderungan riya.
Dengan menerapkan tips ini, seseorang dapat menghindari sifat riya dan memperoleh pahala yang lebih berharga dari ibadah dan perbuatan baiknya. Selain itu, hal ini juga akan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Kesimpulan
Sifat riya merupakan sifat tercela yang dapat merusak amalan seseorang. Untuk menghindarinya, penting untuk senantiasa menjaga keikhlasan, kerahasiaan, kerendahan hati, dan fokus pada kualitas ibadah dan perbuatan baik. Selain itu, intropeksi diri secara teratur juga sangat penting untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kecenderungan riya.
Dengan menghindari sifat riya, seseorang dapat memperoleh pahala yang lebih besar dari ibadah dan perbuatan baiknya. Selain itu, hal ini juga akan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadi pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu, marilah bersama-sama berusaha menghindari sifat riya dalam segala aspek kehidupan kita.
Youtube Video:
