Jurnalindo.com, – Aktris Masayu Anastasia merasa sedih mendengar kabar mantan suaminya, Lembu Wiworojati, yang mengalami serangan jantung. Meskipun sudah bercerai cukup lama, hubungan antara Masayu dan Lembu masih terjalin baik, terutama karena keduanya memiliki seorang putri, Tsamara, yang sangat dekat dengan ayahnya.
“Sedih pasti, karena bagaimanapun juga dia adalah ayah yang luar biasa untuk Tsamara. Mara begitu panik mendengar kabar tersebut, meskipun Lembu berusaha untuk tidak memperlihatkan kondisinya,” kata Masayu Anastasia.
Menurutnya, Lembu harus menjalani prosedur pemasangan ring di bagian jantung. Dokter sempat memberi tahu kemungkinan terburuk, yang membuat Masayu merasa harus memberikan dukungan penuh. “Saat dokter menanyakan apakah keluarga setuju, itu adalah tanggung jawab besar. Namun, Lembu mengatakan tidak apa-apa hanya pemasangan ring saja,” ungkap Masayu.
Masayu juga menggambarkan betapa sedihnya Tsamara melihat kondisi ayahnya. Ia berusaha menenangkan putrinya, mengatakan bahwa menangis di depan Lembu hanya akan membuatnya merasa lebih tertekan. “Aku bilang Tsamara jangan nangis di depan ayah, tapi dia nangis di luar. Ini kan kembarannya dia. Lembu adalah bapak luar biasa untuk Tsamara,” tambahnya.
Masayu mengakui bahwa Lembu jarang sakit sebelumnya, sehingga serangan jantung ini mengejutkan. “Selama ini Lembu jarang sakit, tapi mungkin dia jarang menunjukkan tanda-tanda. Kemungkinan buruknya dia harus menjalani operasi besar, itu aku nggak bisa ngomong,” ujarnya.
Penyesalan Masayu Anastasia Setelah Perceraian
Dalam wawancara terpisah, Masayu Anastasia juga mengungkapkan penyesalannya atas perceraian dengan Lembu Wiworojati. Ia merasa keputusan tersebut berdampak besar pada kondisi psikologis Tsamara, putri mereka.
Masayu mengaku bahwa sikap Tsamara berubah drastis setelah perceraian. “Anak saya dulu ceria, sekarang menjadi lebih introvert. Dia hanya memiliki dua sahabat yang bisa diajak berbagi, karena merasa mereka memiliki situasi yang sama,” ujar Masayu.
Ia menyalahkan dirinya sendiri karena merasa terlalu egois dalam mengambil keputusan untuk bercerai, tanpa mempertimbangkan dampaknya pada anaknya. “Kenapa dulu tidak bertahan saja? Kenapa harus egois? Kenapa tidak lebih memikirkan anak saya?” katanya.
Masayu mengaku bahwa Tsamara hanya bisa menunjukkan kepribadian aslinya kepada dua sahabat dekatnya, meskipun memiliki teman lain dari lingkaran keluarga. “Dia bisa all out hanya dengan sahabatnya itu, meskipun punya teman dari kecil. Itu dia nggak bisa,” tambah Masayu.
Perasaan Masayu Anastasia mencerminkan betapa kompleksnya hubungan pasca-perceraian, terutama ketika anak-anak terlibat. Dukungan keluarga dan komunikasi yang baik menjadi penting dalam situasi seperti ini. (TRibuntrends/Nada)