Jurnalindo.com – Cilacap – Pemerintah Kabupaten Cilacap menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan produksi pangan mengingat wilayah ini merupakan salah satu lumbung beras di Jawa Tengah.
Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Cilacap Susilan di Cilacap, Selasa, menuturkan “Cilacap merupakan salah satu lumbung beras Jateng, dan alhamdulillah, sampai saat ini surplusnya masih bagus,”.
Ia menjelaskan produksi beras di Cilacap sempat mengalami surplus pada 2020 sebanyak 354.336 ton, tetapi pada 2021 hanya mencapai 272.337 ton atau turun 81.999 ton dari tahun sebelumnya.
Surplus yang berkurang tersebut disebabkan produksi padi pada 2021 mengalami penurunan sebanyak 62.349 ton dari tahun sebelumnya.
Secara rinci, produksi padi pada 2020 mencapai 894.791 ton gabah kering giling (GKG) dengan luas panen 133.982 hektare. Sedangkan pada 2021, sebanyak 832.442 ton GKG dengan luas panen 128.235 hektare.
Tingginya produksi padi pada 2020 disebabkan kejadian kemarau panjang pada 2019 yang berdampak terhadap mundurnya masa tanam pertama (MT 1), sehingga masa panen MT 1 berlangsung pada awal tahun 2020 (carry over).
Selain itu, pada 2020 juga terjadi fenomena La Nina yang meningkatkan curah hujan, sehingga mendukung peningkatan luas tanam, luas panen, produktivitas, baik tanaman padi maupun tanaman pangan lainnya.
Terkait dengan hal itu, Susilan mengatakan pihaknya telah menyiapkan strategi dalam rangka meningkatkan produksi pangan di Kabupaten Cilacap pada 2022.
“Strategi yang dilakukan untuk peningkatan produksi, yakni melakukan percepatan tanam, sehingga tidak terlalu lama ‘bero’ (dibiarkan). Tanam maksimal pada bulan September supaya bisa panen pada tahun 2022,” katanya.
Menurut dia, pihaknya juga melakukan peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih bersertifikat, pemupukan yang tepat, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), dan penyediaan air irigasi.
Selain itu, tambah dia, dilakukan penambahan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman serta menambah areal di lahan Perhutani dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
“Tahun 2022 ini, kami menargetkan luas panen padi mencapai 142.891 hektare dengan target produksi 942.956 ton. Realisasi luas panen hingga bulan Mei sebesar 65.061 hektare yang terdiri atas padi sawah seluas 63.123 hektare dan padi gogo 1.938 hektare,” katanya.
Dari realisasi luas panen tersebut, kata dia, produktivitas padi sawah mencapai 66,32 kuintal per hektare dan padi gogo sebanyak 51,14 kuintal per hektare.
Sementara realisasi produksi sampai dengan Mei 2022 sebanyak 428.518 ton (45,44 persen dari target produksi yang sebesar 942.956 ton) terdiri atas padi sawah mencapai 418.607 ton dan padi gogo sebesar 9.911 ton.
“Secara keseluruhan, realisasi luas panen tanaman padi hingga bulan Mei 2022 mencapai 65.061 hektare atau 45,53 persen dari target yang seluas 142.891 hektare,” katanya.
Susilan juga memaparkan target luas panen jagung mencapai 8.699 hektare, dengan realisasi hingga bulan Mei 2022 seluas 6.935 hektare (79,72 persen) serta produktivitas 65,66 kuintal per hektare dan realisasi produksi hingga Mei sebesar 45.533 ton atau 156,07 persen dari target 29.174 ton.
Target luas panen kedelai seluas 3.057 hektare dengan target produksi 1.899 ton, sedangkan realisasi luas panen hingga Mei 2022 mencapai 722 hektare (23,62 persen) dengan produktivitas 13,66 kuintal per hektare dan realisasi produksi 986 ton (51,92 persen dari target).
Luas panen kacang tanah ditargetkan 2.065 hektare dengan target produksi 896 ton, realisasi luas panen hingga Mei 2022 mencapai 1.569 hektare (75,98 persen) dengan produktivitas 15,50 kuintal per hektare dan realisasi produksi 2.431 ton (271,36 persen).
Luas panen kacang hijau ditargetkan 4.818 hektare dengan target produksi 12.739 ton, realisasi luas panen hingga Mei 2022 mencapai 236 hektare (4,90 persen) dengan produktivitas 14,75 kuintal per hektare dan realisasi produksi 348 ton (2,73 persen).
Luas panen ubi kayu atau singkong ditargetkan 3.085 hektare dengan target produksi 89.717 ton, realisasi luas panen hingga Mei 2022 mencapai 319 hektare (10,34 persen) dengan produktivitas 241,02 kuintal per hektare dan realisasi produksi 7.689 ton (8,57 persen).
Sementara untuk luas panen ubi jalar ditargetkan 426 hektare dengan target produksi 7.590 ton, realisasi luas panen hingga Mei 2022 mencapai 142 hektare dengan produktivitas 200,69 kuintal per hektare dan realisasi produksi 2.850 ton (37,55 persen). (Ara/Aniq)