Pakar : Studi Tokoh Nasional Perlu Dikembangkan Indonesia

Jurnalindo.com – Untuk memberi ruang dalam menambah alternatif pemikiran, Indonesia perlu mengembangkan studi mengenai tokoh-tokoh nasional dan pemikiran mereka, demikian kata Pakar Hukum Tata Negara Jimly Asshiddiqie.

Ketika menyampaikan paparan dalam serial diskusi Peradaban-Paramadina bertajuk “Nurcholish Madjid dan Indonesia”, yang disiarkan di platform Zoom Meeting, dipantau dari Jakarta, Kamis mengatakan bahwa karena memang di Indonesia studi tokoh itu kering. Ada dua studi yang harus dikembangkan, yakni studi wilayah dan studi tokoh.

Ia mengatakan kurangnya studi mengenai tokoh nasional dan pemikiran para tokoh menjadi salah satu kendala saat penyusunan. Dalam kesempatan tersebut, ia mengisahkan pengalamannya ketika mengurus dan mendiskusikan calon penerima gelar dan tanda jasa pahlawan nasional.

“Saya sepuluh tahun ini sejarawan, 10 tahun mengurus dewan gelar tanda jasa dan tanda kehormatan. Setiap kali kami mau mendiskusikan soal calon penerima gelar pahlawan nasional, kajian tentang tokoh dan pemikirannya itu kecil sekali,” tuturnya.

Oleh karena itu untuk menjadi pahlawan nasional, pihaknya meminta penyelenggaraan seminar-seminar di daerah mendorong, mengusung, dan memperjuangkan seseorang.

“Indonesia adalah negara yang paling banyak pahlawan nasionalnya, akan tetapi semua itu agak miskin kajian-kajian sejarah dan pemikiran,” kata Jimly.

Jimly berharap agar Center for Nurcholish Madjid Study yang diluncurkan Universitas Paramadina dapat berkembang menjadi pusat studi tokoh nasional lain dan tidak hanya terbatas studi mengenai pemikiran Nurcholish Madjid atau Cak Nur saja untuk mengatasi kurangnya jumlah kajian tokoh nasional dan pemikiran masing-masing tokoh.

Adapun pengembangan yang ia maksud adalah menjadikan Center for Nurcholish Madjid Study sebagai wadah untuk mengintegrasikan kajian, skripsi, disertasi, dan penelitian lain mengenai tokoh-tokoh nasional secara terkoordinasi dan terpadu.

“Seandainya itu bisa dilakukan, sumbangan Universitas Paramadina besar sekali untuk mengembangkan semangat pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa,” kata Jimly.(ara/iva)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *