Jurnalindo.com – Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2022 mendatang, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir disebut keberadaannya oleh pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana sangat berpeluang menjadi calon presiden.
Harits, di Lebak, Banten, Selasa mengungkapkan bahwa tren rating elektoral Erick Thohir hingga kini terus bergerak naik dari hasil berbagai lembaga survei yang berkompeten.
Menurutnya, kemungkinan besar Menteri BUMN ini berpeluang besar menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Ia meyatakan, peluang menjadi presiden bagi Erick Thohir sebagai tokoh muda yang mampu membangun perubahan Indonesia ke depan menjadi lebih baik dan memiliki karakter leadership yang cukup bagus.
Kinerjanya dinilai lebih profesional, bahkan dalam mengelola BUMN dinilai luar biasa dengan keuntungan diperoleh perusahaan milik negara tersebut.
Erick dinilai Harits sangat tegas, jika perusahaan BUMN itu tidak menguntungkan dan selalu merugi, maka dilakukan merger.
Pernyataan Erick selama dua tahun terakhir ini, perusahaan BUMN meraup keuntungan Rp90 triliun dari sebelumnya Rp13 triliun, katanya lagi.
Kelebihan Erick Thohir saat ini kerapkali mendatangi berbagai kalangan, termasuk masyarakat Badui.
Bahkan, katanya pula, kini Menteri BUMN banyak mengunjungi pondok pesantren, pendidikan Islam dan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam.
Saat ini, seluruh BUMN fokus untuk beasiswa pendidikan dan mengutamakan kepedulian tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).
“Saya meyakini Erick Thohir sangat berpeluang untuk menjadi presiden, karena elektoralnya terus meningkat,” katanya pula.
Menurut dia, kendalanya Menteri BUMN itu hingga kini tidak memiliki partai politik dan sama dengan Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno maupun Anies Baswedan.
Jika dilirik parpol, mereka juga sangat berpeluang untuk menjadi presiden dan wakil presiden.
Karena itu, Erick Thohir harus mendekati petinggi parpol untuk mengusungnya pada bursa Pilpres 2024.
Namun parpol yang mengusungnya juga harus berkoalisi, tanpa dukungan parpol pengusung tersebut akan berat bagi Erick untuk maju pada capres 2024.
“Apalgi, hingga kini belum menerima informasi parpol yang mengusung Menteri BUMN itu,” katanya lagi.(ara/iva)