Jurnalindo.com, – Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menanggapi anggapan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sengaja menyibukkan diri sehingga tidak diundang dalam kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-5 PDI-P yang akan diadakan pada 24-26 Mei 2024. Ngabalin menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak berdasar dan hanya mengada-ada.
“Sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, tentu saja Presiden Jokowi memiliki agenda yang sangat padat,” ujar Ngabalin saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. “Saya harus ambil jadwal presiden ya biar mereka tahu, berapa banyak jadwal presiden. Biar bisa dilihat itu seabrek-abrek tuh jadwal. Termasuk tadi juga dari Sulawesi Selatan, Pontianak, Aceh,” tambahnya.
Ngabalin menjelaskan bahwa padatnya jadwal presiden adalah hal yang wajar mengingat tanggung jawab besar yang diemban Jokowi. Urusan mengundang presiden dalam kegiatan internal partai, seperti Rakernas PDI-P, sepenuhnya merupakan kewenangan partai yang bersangkutan. Namun, ia menekankan bahwa alasan padatnya jadwal tidak seharusnya dijadikan bahan untuk menyinggung presiden.
“Jangan begitu dong cara ngomongnya, bilang ya. Namanya juga Presiden, jadwalnya begitu padat. Kalau ada yang menyinggung Presiden menyibukkan diri, namanya Presiden, bagaimana tidak seabrek-abrek jadwalnya,” tegas Ngabalin.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan bahwa partainya tidak mengundang Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk menghadiri Rakernas ke-5 PDI-P. Alasan yang diberikan adalah melihat padatnya jadwal keduanya.
“Yang jelas, presiden dan wakil presiden tidak diundang. Kenapa? Karena beliau sudah sangat sibuk dan menyibukkan diri,” ujar Djarot di Kantor DPP PDI-P, Kamis (16/5/2024).
Ngabalin berharap agar situasi politik yang sudah mulai tenang usai Pilpres 2024 tidak kembali memanas karena pernyataan-pernyataan yang kurang tepat. Ia menekankan pentingnya menjaga suasana kondusif dan saling menghormati peran serta jadwal pemimpin negara.
“Semoga situasi yang sudah mulai tenang usai Pilpres 2024 tidak dipicu kembali menjadi panas. Kita semua harus menjaga agar suasana tetap kondusif dan saling menghormati,” pungkas Ngabalin.
Dengan klarifikasi ini, diharapkan tidak ada lagi kesalahpahaman terkait ketidakhadiran Presiden Jokowi di Rakernas PDI-P dan semua pihak bisa memahami padatnya agenda yang harus dijalankan oleh presiden. (Sumber ; Konpas.TV/Nada)