Jurnalindo.com, – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah mengambil keputusan tegas untuk menutup pintu bagi Wali Kota Medan, Bobby Nasution, dalam pendaftaran maju sebagai calon gubernur Sumatera Utara melalui partai tersebut. Bobby telah dikeluarkan dari partai dan dicap sebagai pengkhianat.
Menghadapi situasi ini, siapa yang dianggap pantas untuk bersaing di Pilgub Sumatera Utara? Menurut Wakil Ketua PDIP Sumatera Utara, Aswan Jaya, petahana Edy Rahmayadi menjadi salah satu kandidat terkuat. Komunikasi antara PDIP dan Edy Rahmayadi sudah dijalin, dan Edy dianggap sebagai sosok yang mumpuni untuk bersaing dalam pilkada Sumut, termasuk melawan Bobby Nasution.
“Komunikasi sudah dengan Pak Edy. Dan mungkin dalam waktu dekat beliau akan datang untuk mendaftar secara resmi,” kata Aswan.
Aswan juga menyebut bahwa Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, merupakan salah satu calon yang potensial untuk bersaing di Pilgub Sumatera Utara.
“Kita menyambut baik Pak Edy daftar lewat PDIP dan senang sekali. Ada orang sehebat beliau mau mendaftar di PDIP. Kan itu hal luar biasa,” ujar Aswan.
Edy Rahmayadi, mantan Pangkostrad dan eks Ketum PSSI, telah lama menyatakan niatnya untuk maju di Pilgub Sumut. Bahkan, ia siap melawan siapa pun, termasuk Bobby Nasution.
Namun, keputusan tegas PDIP untuk mengecualikan Bobby Nasution dalam pendaftaran pilkada Sumut disebabkan oleh pernyataan dukungannya terhadap pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024. Menurut Aswan, Bobby, yang dulunya merupakan kader PDIP, dianggap telah mengkhianati partai.
“Tak ada peluang PDIP mendukung Bobby di Pilkada. Apalagi, soal peluang mesra kembali,” kata Aswan.
Dengan demikian, PDIP menegaskan bahwa pintu untuk mendukung Bobby Nasution dalam Pilgub Sumut ditutup rapat, dan tidak ada peluang untuk “Cinta Lama Bersemi Kembali” (CLBK). Bobby diharapkan untuk mencari partai lain yang bersedia menampungnya. (Kumparan/nada)