jurnalindo.com – Orang zaman dulu tidak begitu suka untuk membukus makanan dengan menggunakan alumunium foil, tetapi jusyru memreka membungkus makanan dengan daun pisang atau daun jati. Selain lebih efektif, dua jenis daun itu juga banyak ditemukan di pekarangan rumah.
Alumunium foil digunakan debagai bungkus makanan seiring dengan perkembangan zaman. Karena, alumunium foil ternyata juga dapat emngawetkan makanan, sekali pun durasi waktunya juga tidak terlalu lama banget.
Setelah dilakukan penelitian, ternyata menggunakan alumunium foil debagai pembungkus makanan mempunyai afek buruk pada kesehatan. Studi baru yang menunjukkan membungkus dan menempatkan makanan dalam aluminium foil dan memasukkannya ke dalam oven bisa memiliki efek negatif. Alasannya, aluminium dapat larut ke dalam makanan seperti memasak.
Terlebih jika makanan yang dibungkus oleh alumunium foil itu adalah makanan yang pedas, makanan dengan kandungan asam, ataupun makanan yang dimasak pada suhu tinggi.
Penggunaan kertas timah ini pun dikaitkan dengan risiko kesehatan yang serius. Dilansir dari situs kuliner Foodbeast, beberapa dari risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan alumunium foil di antaranya seperti Alzheimer, lambatnya pertumbuhan sel otak, dan akan lebih membahayakan bagi pasien yang sudah memiliki penyakit tulang atau gangguan ginjal.
Penelitian tersebut juga mencatat bahwa dampak kesehatan aluminium bahkan terlalu besar untuk dirangkum. Aluminium ditemukan tidak hanya dari kertas timah. Banyak juga terkandung di panci dan peralatan masak yang mengandung logam.
Umumnya, peralatan tersebut masih dapat digunakan karena alumunium teroksidasi dan dilapisi. Hanya saja lapisan tersebut dapat hilang jika peralatan itu digosok.
Namun, hal ini dapat dihindari dengan memasak air hingga mendidih di dalamnya sebelum pemakaian pertama. Pemanasan itu dianggap dapat membentuk lapisan menjadi solid dan mencegah lapisan menipis dengan cepat.
Karena itu, para periset menyarankan agar alumunium sekali pakai yang tidak teroksidasi tidak lagi dipakai. Mereka juga menemukan bahwa peningkatan suhu dan tingkat pH berkontribusi terhadap tingginya peluluhan alumunium.