Jurnalindo.com, – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tengah mengalami dinamika politik yang menarik perhatian publik. Bakal calon presiden dari PDI-P, Ganjar Pranowo, secara tegas menyatakan bahwa ia tetap menghormati Presiden RI Joko Widodo dan putranya, Gibran Rakabuming, meskipun keduanya memiliki pilihan politik yang berbeda.
Gibran Rakabuming telah dipilih sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2024. Joko Widodo, sebagai ayah Gibran, merestui keputusan putranya untuk maju sebagai cawapres.
“Sampai detik ini, saya tetap menghormati Pak Jokowi, saya menghormati Mas Gibran, sebagai pilihan politik,” kata Ganjar Pranowo saat ditemui di Miftahul Ulum Islamic boarding school in Jakarta, Minggu (29/10/2023).
Ganjar Pranowo juga mengakui bahwa PDI-P merasa sedih karena ditinggalkan oleh dua kadernya. Meskipun begitu, Ganjar menegaskan bahwa Partai berlogo banteng moncong putih itu tidak akan mudah menyerah meskipun merasakan kesedihan.
“Kesedihan itu pasti ada, tapi kami enggak akan cengeng, banteng enggak cengeng! Banteng ketaton itu langsung bergerak,” tegas Ganjar.
Ganjar juga menegaskan bahwa PDI-P tidak akan terlalu terpukul oleh perpisahan ini, mengingat sejarah perjuangan partai. Dia mengingatkan tentang Peristiwa 27 Juli 1996, atau dikenal sebagai Peristiwa Kerusuhan 27 Juli (Kudatuli), di mana partai itu mengalami serangan hebat dan bahkan korban jiwa.
“Kami tidak dalam romantisme kesedihan, tapi kami harus berjuang, PDI Perjuangan itu waktu PDI, juga dihajar habis-habisan, dibakar itu, bahkan ada yang mati kok, jangan lupa dengan Kudatuli lho ya, dan kami fight terus, kami enggak cengeng dengan segala yang terjadi,” tegas Ganjar Pranowo.
Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, juga mengungkapkan bahwa partai ini merasa sedih dan luka hati karena ditinggalkan oleh Presiden Joko Widodo. Banyak kader partai yang merasa bahwa kader terbaik mereka rela berpaling dari Partai yang membesarkan namanya.
Kendati PDI-P memberikan dukungan kepada Jokowi selama perjalanan politiknya, termasuk saat menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan Presiden selama dua periode, perubahan sikap Jokowi terlihat ketika ia merestui putra sulungnya, Gibran, untuk maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
Keputusan tersebut menuai kontroversi di tengah masyarakat, terutama karena Ketua Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman, adalah paman dari Gibran Rakabuming. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa langkah Jokowi bertujuan untuk melanggengkan kekuasaan dan membangun dinasti politik.
Dengan berbagai dinamika ini, PDI-P tetap tegar dan siap menghadapi perjalanan politik yang menantang di masa depan. Kesetiaan terhadap prinsip-prinsip partai dan cita-cita politik tetap menjadi landasan perjuangan, meskipun harus menghadapi perubahan pilihan politik sebagian kader terbaiknya. (Nada/Kompas)