Jurnalindo.com, – Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), telah membuat gebrakan besar dalam dunia politik Indonesia. Pada Minggu, 22 Oktober 2023, Pengumuman resmi datang dari Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, yang juga mengumumkan bahwa Gibran resmi menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dalam Pilpres 2024 mendampingi Prabowo.
Keputusan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Sejumlah pendapat pro dan kontra segera muncul, terutama berkaitan dengan usia dan pengalaman Gibran yang dianggap masih terlalu muda untuk menduduki posisi penting sebagai wakil presiden. Ini menjadi langkah besar dalam karier politik Gibran yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Kepindahan Gibran ke Golkar juga menjadi sorotan publik. Sebelumnya, Gibran adalah anggota PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), partai yang juga dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, mantan presiden Indonesia. Keputusan Gibran untuk pindah ke Golkar setelah mendeklarasikan diri sebagai Cawapres Prabowo memunculkan sejumlah spekulasi dan interpretasi di kalangan netizen.
Ada pula yang menghubungkan keputusan Gibran dengan pernyataan Megawati dalam pidatonya selama peringatan HUT ke-50 PDIP awal tahun ini. Dalam pidato tersebut, Megawati dianggap meremehkan Jokowi dengan mengatakan bahwa tanpa dukungan PDIP, Jokowi hanyalah seorang “petugas partai” yang perlu dikasihani. Pernyataan tersebut, menurut beberapa netizen, mungkin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan Gibran untuk mencari jalannya sendiri di dunia politik.
Pengumuman ini juga memicu perdebatan seputar peran Jokowi selama 10 tahun berkuasa sebagai presiden yang dianggap sebagai “petugas partai” PDIP. Ini membuat spekulasi bahwa putra-putranya sedang mencari peluang dan ruang untuk mengembangkan karier politik mereka sendiri. Kaesang Pangarep, putra Jokowi, juga telah memainkan peran penting dalam partai politik sebagai Ketua Umum PSI (Partai Solidaritas Indonesia).
Kedepan, akan menarik untuk melihat bagaimana pergerakan politik ini akan memengaruhi arah politik Indonesia dan bagaimana hal ini akan memengaruhi persaingan dalam Pilpres 2024 yang semakin memanas. (Bisnis.com)