Fathimatuz Zahra Ingatkan Pentingnya Teodisi dalam Penanganan Trauma Pasca Bencana

jurnalindo.com – Pati – Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP) sekaligus Direktur Center of Religion, Cultural, Socio-Political, Research Institute (Reins) Fathimatuz Zahra, S.Th.I, MA mengatakan bahwa dirinya menyayangkan unsur teodisi dan agama yang masih tidak digunakan dalam kebijakan penanganan trauma pasca bencana.

“Penanganan trauma pasca bencana memang membutuhkan sebuah kebijakan sendiri dan sangat sayang sekali unsur agama justru masih tidak dipakai. Bukannya karena kita dari sisi agama melihatnya, tapi kenyataannya orang membutuhkan dasarnya dari agama terlebih dahulu. Ketika sudah kembali ke fondasinya maka proses traumanya akan pulih lebih cepat,” kata Fathimatuz Zahra dalam acara bedah buku “Tatsunami, Teodisi, Trauma Pasca Bencana: Perspektif Kiai Haji (KH) Maimoen Zubair” pada Selasa (29/3) di Ruang Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Menurutnya penanganan trauma pasca bencana saat ini belum menggunakan teknik pemulihan trauma yang kembali pada dasar, bagaimana cara seseorang dapat kembali mengingat pada Tuhan.

“Sayangnya penanganan trauma pasca bencana selama ini terutama dalam bencana alam itu kurang mengembalikan pada unsur utamanya. Orang pertama kali terkena guncangan itu tidak akan bertanya kemana-mana enggak akan mungkin bertanya “rumahku dimana?”, “hartaku dimana?” ujarnya.

Ia menjelaskan salah satu contoh langkah penanganan yang diberikan oleh KH Maimoen Zubair adalah pertama, supaya konselor dapat menekankan cara untuk mengingat kepada Allah menggunakan beberapa teknik.

“Namun hal ini mungkin masih membutuhkan perumusan yang sangat serius supaya menjadi aplikasi. Karena yang kami dapatkan dari Mbah Mun ini berupa sebuah teori, sedangkan untuk aplikasinya kita masih belum merumuskan secara pasti, ” tambahnya.

Orang yang akrab disapa Fathim itu menjelaskan awal mulanya memilih Kitab Tsunami KH Maimoen sebagai bahan rujukan. “Awalnya saya mencari kitab yang khusus membahas bencana dan asli Indonesia, sebenarnya ada nggaksi?, saya cari beberapa orang yang tahu tentang ini. Karena selama ini kitab-kitab tentang bencana hanya menyambung dengan kitab kajian lain, tidak murni terpisah.”

“Meskipun kitab Tsunami karangan KH Maimoen merupakan kitab yang sangat tipis, namun penting digunakan dalam pijakan penyusunan penanganan trauma pasca bencana. Basis teodisi dalam penanganan trauma pasca bencana ini sangat penting digunakan, ” ucapnya.

Berawal dari sanalah, 3 penulis Dosen STAI Pati, Fathimatuz Zahra, Anista Ika Surachman, dan Aqlisty Nia Chandra menghadirkan buku “Tatsunami, Teodisi, Trauma Pasca Bencana: Perspektif Kiai Haji (KH) Maimoen Zubair”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *