Jurnalindo.comJakarta, 29/1 – Ahli toksikologi dan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Shoim Hidayat, mengatakan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik (vape), produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok.
Shoim menjelaskan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, bahwa berdasarkan kajian literatur sistematis yang dilakukan Universitas Airlangga, produk tembakau alternatif mampu menurunkan risiko kesehatan dibandingkan rokok karena memiliki perbedaan yang signifikan dari segi bahan kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya. senyawa sebagai hasil dari perbedaan dalam bagaimana mereka digunakan.
“Kajian ilmiah membuktikan bahwa produk hasil pengembangan inovasi dan teknologi ini dapat dijadikan alternatif bagi perokok dewasa yang sulit berhenti dari kebiasaan merokok,” katanya.
Baca Juga: Manchester United Satu satunya Klub yang Berpeluang Menangkan Empat Kompetisi
Produk tembakau alternatif tidak dibakar. Misalnya, rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan menggunakan sistem pemanas dengan pengatur suhu yang hanya menghasilkan uap atau aerosol, bukan asap seperti rokok.
Uap dari produk tembakau alternatif tidak mengandung partikel padat.
Adapun asap rokok yang dihasilkan dari proses pembakaran terdiri dari air sebanyak 31 persen, sementara sisanya terdiri dari nikotin, gliserol, dan zat berbahaya ataupun berpotensi berbahaya termasuk TAR yang bersifat karsinogenik.
“Sebagai antisipasi, perokok aktif bisa mengurangi bahaya dengan beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan. Produk-produk tersebut tidak melalui proses pembakaran sehingga tidak asap yang mengandung TAR. Produk tembakau alternatif hanya melalui proses pemanasan dan menghasilkan uap air (aerosol),” ujar Shoim.
Shoim mengatakan produk alternatif yang dikembangkan berdasarkan penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi terkini ini memiliki kadar bahaya yang lebih rendah dibandingkan rokok.