Hati-hati, tips menghindari lowongan kerja palsu

Jurnalindo.com, Jakarta, 30/11 – Keberadaan platform digital memudahkan pencari kerja untuk mencari lowongan kerja, namun perlu waspada karena beberapa lowongan kerja bisa saja palsu.

“Secara psikologis, orang yang sangat terdesak mencari pekerjaan cenderung kurang fokus dalam memeriksa iklan lowongan, sehingga kurang teliti dan antisipatif terhadap modus penipuan yang mungkin

terjadi. Situasi ini lah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum perusahaan palsu,” kata direktur di JobStreet Indonesia Varun Mehta, dalam siaran pers diterima di Jakarta, Rabu.

Lowongan palsu dapat berdampak pada kondisi psikologis pencari kerja, dan mereka dapat kehilangan semangat untuk mencari pekerjaan. Job Street menawarkan enam tip untuk menghindari posting pekerjaan palsu.

Baca Juga: Sri Muna Ibu Dewi Persik Buka Mulut Usai Bertemu Netizen Yang Menghina Anaknya

1. Dilakukan dengan sangat baik
Iklan pekerjaan bisa menipu jika menawarkan skenario yang sangat bagus, misalnya gaji besar untuk tugas ringan. Orang dengan sedikit pengalaman kerja atau mencari pekerjaan paruh waktu harus waspada terhadap tawaran semacam itu.

Saat menemukan lowongan pekerjaan, periksa keandalan alamat dan nomor telepon perusahaan. Saat mencari perusahaan dan pekerjaan, cari tahu juga informasi tentang pekerjaan yang ditawarkan, seperti deskripsi pekerjaan dan gaji.

2. Hanya di media sosial
Pencari kerja perlu ragu jika perekrut menghubungi hanya melalui media sosial. Perekrut dari perusahaan yang sah biasanya berkomunikasi melalui email, telepon, atau lamaran kerja, platform yang mengungkapkan identitas asli mereka.

Beberapa perekrut mungkin mengirim pesan melalui media sosial sebelum beralih ke sarana komunikasi yang lebih formal.

3. Email yang mencurigakan

Juga, berkomunikasi melalui email tidak secara otomatis berarti bahwa perekrut itu sah. Pencari kerja harus mencermati isi email lowongan dan alamat email karyawan.

Jika alamat email tidak terkait dengan perusahaan tempat perekrut bekerja, pencari kerja harus berhati-hati karena bisa jadi itu adalah lowongan palsu.

4. Perekrut meminta informasi pribadi
Perekrut resmi hanya tertarik pada hal-hal yang ada di resume pelamar, seperti latar belakang pendidikan, keterampilan, dan pekerjaan. Berhati-hatilah jika perekrut meminta lebih banyak informasi pribadi yang membuat mereka tidak nyaman.

Informasi seperti rekening bank hanya boleh diberikan setelah diterima di perusahaan. JobStreet menemukan informasi pribadi yang sering diminta dalam postingan lowongan kerja palsu, seperti KTP, SIM, kartu keluarga, fotokopi ijazah, transkrip nilai, dan detail NPWP.

Data tersebut, tentang lowongan yang sah, biasanya diminta ketika mereka melewati tahap wawancara.

Baca Juga: Kronologi Wanita yang Mengaku Fans Ferdy Sambo Menerobos Persidangan

5. Pekerjaan tanpa surat lamaran
Meski zaman sudah berubah, para pencari kerja perlu waspada jika ada yang menelepon dan menawarkan pekerjaan, apalagi jika tidak pernah melamar ke tempat tersebut.

6. Perekrut meminta uang
Pencari kerja harus waspada jika perekrut meminta uang dengan janji akan mendapat gaji yang lebih besar pada kemudian hari. Jika harus membayar untuk melamar pekerjaan, menurut JobStreet, bisa jadi lowongan itu palsu. (Slmn/Antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *