Jurnalindo.com, Jakarta, 28/11 – Pemerintah melalui Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Otomotif dan Elektronika Malang (BBPPMPV BOE), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggandeng pihak swasta untuk memfasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi melalui kontrak train-the-trainer (ToT) bagi Guru SMK di bawah naungan STI, di BBPPMPV BOE Malang, Jawa Timur.
“Jika merujuk pada data yang ada, masih banyak guru di Indonesia memiliki kemampuan terbatas dalam menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maka yang kita lakukan ini sudah sesuai dengan upaya untuk meningkatkan literasi teknologi guru-guru kita,” kata Dr. I Gusti Made Ardana, Kepala BBPPMPV BOE dalam keterangannya pada Senin.
Kegiatan ini mengacu pada tiga dari enam strategi penerapan kurikulum Merdeka melalui komunitas belajar, berbagi praktik baik, dan bekerja sama dengan mitra pembangunan.
Implementasi kurikulum Merdeka di tingkat SMK akan meningkatkan penggalian kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja, dan linkage and matching antara pendidikan dan industri, karena kurikulum ini memiliki struktur yang lebih sederhana dan mendalam, serta lebih sesuai, interaktif dan fleksibel untuk mengikuti perkembangan teknologi, sehingga dapat digunakan untuk mempersiapkan siswa SMK menghadapi perubahan yang cepat di industri.
Pada akhirnya program ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga nantinya SMK yang akan mengembangkan fokus pada Produk Genggam (HHP), Perangkat Digital (DA), dan Audio dan Video (AV) dapat menghasilkan lulusan yang siap berasimilasi. Melalui industri dan kewirausahaan.
Kegiatan ini melibatkan 114 guru dari 76 SMK dari berbagai daerah di Indonesia.
Diharapkan melalui program ini kompetensi guru-guru SMK semakin meningkat, khususnya dalam hal keselarasan kurikulum dengan kebutuhan industri dan penguatan soft skills, sehingga pendidikan vokasi seperti SMK betul-betul bisa mencetak lulusan yang siap kerja atau siap berwirausaha.
ToT yang digelar ini merupakan upaya penyelarasan dengan kurikulum Merdeka.
Penyelarasan kurikulum ini dipadukan dengan materi dari pihak swasta seperti pengenalan produk-produk terbaru smartphone, audio visual seperti TV dan perangkat audio, serta pengenalan digital appliance seperti mesin cuci, kulkas, dan penyejuk udara. (Slmn/Antara)