Jurnalindo.com, – Memerankan dua karakter sekaligus dalam film “Qorin” Naimma Aljufri dan Zulfa Maharani mengaku mengalami kelelahan fisik. “Dari pagi kan kita ada workshop. Habis workshop, baca-baca. Jadi pas baca-baca, kita udah pada tahap kayak ‘capek banget.’” Masalahnya kita benar-benar belajar bagaimana untuk melatih tubuh yang bergetar. ke kepala.”
“Jadi capek banget. Lagi pula, adegan kita berhubungan dengan gerakan tubuh. Seperti banyak. Kita harus tahu gerak-gerik teman kita. Kalau nggak takut nabrak teman atau apalah. Banyak sih sebenernya. Bodynya itu sangat bagus menurutku.”
Baca Juga: Ashiap Man film garapan Atta Halilintar yang wajib kamu tonton ini alasanya
Film “Qorin” sendiri bercerita tentang seorang mahasiswa di asrama tersebut, Zahra Qartun Ayni. Tinggal di asrama putri selama hampir 6 tahun, Zahra selalu menjadi siswa teladan yang berprestasi di sekolah.
Zahra menjadi ambisius dan rela menuruti semua perintah gurunya, Profesor Gailani, demi mendapat nilai tinggi, termasuk mengemban tugas mengasuh anak perempuan baru yang dikenal nakal bernama Yolanda dan mengajak perempuan untuk melakukan ritual permaisuri.
Zahra tidak menyangka setelah menyelesaikan kedua tugas tersebut, ia mulai merasa ngeri dan sering menemui hal-hal mistis di asrama putri. Zahra tidak terjerumus hanya karena Omi Hana, istri Profesor Gilani, juga menemukan kejanggalan pada perilaku dan hal-hal suaminya.
Melihat banyaknya film horor Indonesia yang kini mulai banyak dicintai masyarakat, Zulfa pun mengaku senang karena kini horor Indonesia sudah tak dipandang sebelah mata.
Selain itu, dia juga merasa horor Indonesia sudah mengalami banyak peningkatan dari segi cerita hingga teknis. Sehingga hal ini patut dibanggakan dan terus ditingkatkan.
“Aku suka banget melihat film horor Indonesia itu semakin lebih baik. Dari segi cerita, segi teknis. Aku melihat progres-nya semakin bagus. Dan itu bisa menjadi pembuktian untuk orang-orang di luar sana yang suka menyepelekan,” ujar Zulfa.
“Kayak horor selalu identik dengan erotis, esek-esek gitu. Padahal sekarang penulis kita pun sudah jauh berinovasi tentang cerita. Dua tahun terakhir saja film horor Indonesia sudah membaik,” tambahnya.
Baca Juga: Budi Pekerti, film baru dari Sutradara Terbaik FFI
Kendati demikian, Zulfa dan Naimma pun mengaku tidak merasa tersaingi dengan horor-horor lainnya yang juga sedang tayang atau akan tayang di bioskop. Justru menurut mereka, sesama aktor harus mendukung agar film horor Indonesia semakin maju.
“Nggak kok. Apalagi yang main teman-teman aku juga. Karena aku merasa aku nggak pernah menganggap projek temanku yang mau tayang itu adalah sebuah rival. Kita harusnya saling promo,” tutur Zulfa.
“It’s not about the project gitu. Tapi ini tentang perfilman Indonesia. Ketika saling dukung kan berarti penonton Indonesia semakin banyak. Jadi bukan main banyak-banyakan penonton,” pungkasnya. (Nada/Ara)