jurnalindo.com – Painan, 06/9 – Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rusma Yul Anwar mengatakan segera membentuk tim pengendalian harga bahan kebutuhan pokok pascakenaikan harga BBM bersubsidi, agar inflasi tetap terjaga.
Tim yang terdiri atas Aparatur Sipil Negara (ASN) daerah, TNI, dan Polri itu bakal memantau fluktuasi harga bahan kebutuhan pokok akibat dampak kenaikan harga BBM.
“Ya, kami telah melalukan rapat. Tadi hadir sejumlah pejabat eselon, khususnya yang berkaitan dengan ekonomi. Kemudian rapat dengan Forkompimda,” ungkap Bupati di Painan, Selasa..
Pemerintah secara resmi menaikkan harga BBM bersubsidi pada awal September ini. Harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Sedangkan untuk solar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.
Alasan pemerintah menaikkan harga BBM adalah untuk memenuhi prinsip keadilan, inovasi, persamaan kesempatan, dan meningkatkan pelayanan publik, serta pembengkakan anggaran kompensasi dan subsidi yang nyaris mencapai tiga kali lipat, apalagi selama ini sekitar 70 persen subsidi justru dinikmati masyarakat kalangan mampu, mereka yang punya mobil.
Bupati melanjutkan sesuai arahan Menteri Dalam Negeri dirinya telah memerintahkan Dinas Perdagangan dan Transmigrasi untuk melaporkan perkembangan fluktuasi harga kebutuhan pokok secara berkala.
Laporan itu sebagai dasar bagi pemerintah kabupaten dalam pengambilan kebijakan selanjutnya agar dampak jangka pendek pengurangan subsidi BBM itu tidak terlalu dirasakan masyarakat.
“Kekhawatiran itu memang dampak jangka pendeknya dan selanjutnya secara ekonomi akan menemui titik keseimbangan baru. Itu sudah alamiah,” terang Bupati.
Selain itu pemerintah daerah juga meminta Dinas Perdagangan dan Transmigrasi untuk menghitung kebutuhan rata-rata sejumlah komoditas pangan yang rentan mengalami fluktuasi harga seperti daging, cabai, dan telur di Pesisir Selatan selama satu tahun.
Selama ini, kata Bupati tiga komoditas tersebut terkonfirmasi sebagai pembentuk terbesar inflasi dari kelompok bahan pokok.
“Kalau areanya agak luas, bisa saja beternak ayam atau kolam ikan. Setidaknya itu bisa memenuhi konsumsi rumah tangga,” tutur bupati. (ara/rido)