Jurnalindo.com, – Jumlah korban jiwa akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatera terus bertambah. Hingga Minggu malam, 30 November 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sekitar 430 orang meninggal dunia, sementara 209 orang masih dinyatakan hilang.
Kepala BNPB Letjen Suharyanto menyampaikan bahwa angka tersebut kemungkinan masih akan bertambah seiring berlanjutnya proses pencarian dan evakuasi oleh tim gabungan.
“Yang kemarin dinyatakan hilang, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Dan yang hilang juga bertambah,” ujar Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan dari Silangit, Sumatera Utara.
Sumatera Utara Catat Korban Jiwa Terbanyak
Dari tiga provinsi terdampak, Sumatera Utara (Sumut) mencatat jumlah korban jiwa tertinggi, yakni sekitar 217 orang. Bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda 13 kabupaten/kota sejak Rabu, 25 November 2025.
Lebih dari 12.000 warga terpaksa mengungsi, kehilangan tempat tinggal, atau terdampak langsung oleh banjir dan longsor.
Sebaran pengungsi di beberapa wilayah Sumut antara lain:
-
Tapanuli Utara: ±3.600 jiwa
-
Tapanuli Tengah: ±1.600 KK
-
Tapanuli Selatan: 4.661 jiwa
-
Kota Sibolga: 4.456 jiwa
-
Humbang Hasundutan: 2.220 jiwa
-
Mandailing Natal: 1.376 jiwa
Kondisi medan yang sulit ditembus serta puluhan ruas jalan yang tertimbun material menjadi hambatan utama dalam operasi penyelamatan.
Korban di Aceh Capai 96 Orang, 75 Masih Hilang
Provinsi Aceh menjadi wilayah kedua dengan dampak besar. BNPB mencatat 96 korban jiwa berasal dari 11 kabupaten/kota, sementara 75 warga masih hilang.
Suharyanto menyebut bahwa pendataan di Aceh sangat mungkin berubah karena sejumlah daerah terdampak masih belum dapat diakses.
“Masih ada wilayah yang belum diakses sehingga sulit mengaktualisasi data korban jiwa maupun hilang,” ujarnya.
Salah satu kerusakan paling parah terlihat di jalur lintas tengah Nagan Raya–Aceh Tengah, di mana Jembatan Beutong Ateuh Banggalang putus total setelah diterjang banjir bandang.
Sumatera Barat Mulai Pulih, Namun 129 Warga Meninggal Dunia
Sementara itu, penanganan bencana di Sumatera Barat (Sumbar) relatif lebih terkendali. Meski demikian, korban jiwa tercatat mencapai 129 orang, dengan 118 orang masih hilang.
Menurut BNPB, kondisi Sumbar lebih mudah ditangani karena sebagian besar wilayah masih bisa diakses melalui jalur darat dan cuaca sudah mulai membaik.
“Dibandingkan Aceh dan Sumatera Utara, Sumatera Barat jauh lebih pulih. Dalam beberapa hari ini sudah tidak ada hujan,” kata Suharyanto.
Total Pengungsi Capai 77.918 Orang
BNPB melaporkan bahwa total pengungsi dari tiga provinsi tersebut mencapai 77.918 jiwa. Namun jumlah ini bersifat dinamis karena sebagian warga mulai kembali ke rumah pada siang hari untuk membersihkan rumah masing-masing, lalu kembali ke tempat pengungsian pada malam hari demi keamanan.
“Rata-rata pengungsi sudah kembali ke rumah untuk membersihkan rumah saat siang, tetapi mereka kembali ke pengungsian saat malam,” ujar Suharyanto.
Operasi Pencarian dan Penanganan Masih Berlanjut
Tim SAR gabungan dari berbagai instansi masih terus melakukan pencarian para korban hilang serta membuka akses wilayah yang terisolasi. Sementara itu, kebutuhan mendesak seperti logistik, air bersih, layanan kesehatan, serta bahan bakar masih menjadi tantangan besar di banyak lokasi.
BNPB menegaskan bahwa upaya percepatan penanganan akan terus dilakukan mengingat skala bencana yang sangat besar dan dampaknya yang merata hampir di seluruh Sumatera bagian tengah dan utara. (Sumber : Replublika/Nada)












