Jurnalindo.com, – Menjelang datangnya musim tanam, warga Desa Ngurenrejo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati menggelar tradisi tahunan Napak Tilas Kenduruan, Kamis (13/11/2025).
Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap leluhur dan permohonan berkah agar pertanian warga berjalan lancar.
Sekretaris Desa Ngurenrejo, Sutrisno, menjelaskan bahwa Napak Tilas Kenduruan merupakan warisan turun-temurun dari Ki Ageng Singopadu, tokoh pendiri Desa Ngurenrejo. Setiap menjelang musim tanam atau musim labuhan, beliau selalu sowan ke kakaknya, Nyi Ageng Kenduruan, untuk memohon doa restu dan keberkahan.
“Tradisi ini dilakukan untuk mengenang perjalanan Ki Ageng Singopadu yang datang ke Kenduruan meminta doa kepada Nyi Ageng Kenduruan, agar warga Ngurenrejo selalu mendapat kelancaran bertani dan tidak kekurangan air,” ujar Sutrisno.
Ia menuturkan, wilayah Kenduruan dikenal memiliki sumber mata air, sedangkan Desa Ngurenrejo berada di daerah dataran rendah (ngare) yang kerap bergantung pada pasokan air dari wilayah tersebut.
“Makanya, doa restu dari Kenduruan ini menjadi simbol harapan agar air yang menjadi sumber kehidupan juga mengalir sampai ke Ngurenrejo,” tambahnya.
Tradisi Napak Tilas Kenduruan digelar setahun sekali, bertepatan dengan Kamis Wage malam Jumat Kliwon di bulan November, menyesuaikan perhitungan Jawa dan musim tanam masyarakat.
Selain prosesi napak tilas ke makam leluhur, warga juga menggelar doa bersama dan kenduri desa sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen sebelumnya serta harapan untuk musim tanam berikutnya.
Bagi masyarakat Ngurenrejo, tradisi ini bukan sekadar kegiatan adat, tetapi juga simbol persaudaraan dan pelestarian nilai spiritual yang diwariskan oleh para leluhur.
“Kami ingin generasi muda tetap mengenal sejarah desanya. Tradisi ini akan terus kami jaga karena menjadi jati diri masyarakat Ngurenrejo,” tutur Sutrisno. (Juri/Jurnal)












