Kemenag Pati Pastikan Program Makan Bergizi Gratis Berjalan Lancar

Jurnalindo.com, – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati memastikan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di lingkungan madrasah dan pondok pesantren (ponpes) berjalan lancar tanpa kendala berarti.

Hal itu disampaikan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pati, Ahmad Syaiku, saat diwawancarai jurnalindo.com di ruang kerjanya, Jumat (10/10/2025).

“Kami sangat mendukung program Pak Presiden dan Wakil Presiden untuk MBG. Di Kabupaten Pati, Kemenag merasakan manfaatnya dan ikut memberikan masukan dalam rapat koordinasi bersama SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), BGN (Badan Gizi Nasional), serta Pemda,” ujarnya.

Berdasarkan data Kemenag Pati, dari total 650 lembaga madrasah, sudah 191 lembaga yang melaksanakan MBG. Rinciannya: 73 RA, 70 MI, 40 MTs, dan 8 MA.

Selain itu, 14 pondok pesantren juga sudah menerima manfaat program ini. Salah satunya Ponpes Maslakul Huda yang sudah mencapai 100 persen pelaksanaan.

Beberapa ponpes lain yang ikut program ini diantaranya Al Mubtadiin, Lil Mubtadi’at, PMH Lil Banin, Lil Banat, Al Masyithoh, Matholi’ul Huda, Al-Kautsar, Raudlotut Tholibin, Barokatul Ulum, Bustanil Arifin, dan Al Murtadlo.

Syaiku menyebut, sejumlah wilayah seperti Sukolilo dan Tambakromo belum melaksanakan MBG karena belum beroperasinya SPPG di daerah tersebut.

Terkait teknis pelaksanaan, jadwal pemberian makanan bergizi disesuaikan dengan kebijakan masing-masing lembaga. Ada yang membagikannya pagi hari sebagai sarapan, ada pula yang saat istirahat siang agar tidak mengganggu aktivitas kantin sekolah.

“Pembagian MBG tergantung kesepakatan antara SPPG dan kepala madrasah. Dengan pengaturan waktu yang baik, kantin sekolah tidak dirugikan,” jelasnya.

Jika sebelumnya MBG hanya berjalan dari Senin hingga Jumat, kini program ini dilaksanakan setiap hari Senin sampai Sabtu.

Menurut Syaiku, program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi siswa dan santri, tetapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Banyak UMKM lokal yang terlibat sebagai pemasok bahan pangan seperti beras, telur, gula, dan buah, serta menyerap tenaga kerja di sekitar dapur sehat.

“MBG ini manfaatnya sangat terasa. Gizi anak terkontrol, UMKM ikut bergerak, bahkan ada sekitar 57 pegawai yang terserap sehingga mengurangi pengangguran,” pungkasnya. (Juri/Jurnal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *