Jurnalindo.com, – Satu trayek angkutan kota (angkot) di Kabupaten Pati, yakni trayek Pati–Tayu, sudah tidak lagi beroperasi. Hal itu disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pati, Tony Romas Indriarsa.
Dia mengatakan berhentinya trayek tersebut lantaran minimnya penumpang. Sehingga kalau diteruskan tidak sanggup untuk biaya operasional.
“Trayek Pati–Tayu sudah tidak beroperasi karena penumpangnya sangat sedikit. Jadi sopir angkot memilih untuk tidak jalan karena tidak sebanding dengan biaya operasional,” ujar Tony, Kamis (9/10/2025).
Meski demikian, Tony menjelaskan bahwa hingga kini masih terdapat 211 unit angkot yang aktif beroperasi di 16 trayek lain di wilayah Kabupaten Pati. Beberapa di antaranya seperti Pati–Kaliampo, Pati–Trangkil, Pati–Juwana, dan Pati–Tlogowungu masih berjalan meskipun dengan jam operasional terbatas.
“Sekarang angkot biasanya hanya beroperasi pagi sampai sore atau awal malam. Paling ramai itu pagi hari, terutama rute Pati–Tlogowungu yang banyak dipakai pedagang dan pelajar,” terangnya.
Rata-rata satu unit angkot mampu mengangkut sekitar 10 penumpang dengan tarif Rp4.000 hingga Rp5.000 per perjalanan, tergantung jarak tempuh. Menurut Tony, tarif yang terjangkau inilah yang membuat angkot masih diminati sebagian masyarakat, khususnya pelajar dan pedagang pasar.
“Keunggulannya karena murah dan bisa diandalkan untuk jarak dekat. Banyak pelajar dan pedagang yang masih memilih naik angkot,” imbuhnya.
Pihaknya juga terus memastikan agar armada angkot yang beroperasi tetap layak jalan dengan melakukan uji KIR berkala.
“Kami tetap pantau uji kelayakan. Kalau tidak lulus, berarti tidak layak jalan. Keselamatan penumpang harus diutamakan,” tegas Tony.
Pihaknya berharap keberadaan angkot tetap bisa dipertahankan sebagai alternatif transportasi yang murah, aman, dan ramah masyarakat kecil, di tengah meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi di Kabupaten Pati. (Juri/Jurnal)