Jurnalindo.com – Untuk mempertahankan kepercayaan publik terhadap demokrasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan kepada media mengenai pentingnya menjaga objektivitas.
Dalam acara Temu Tokoh Nasional yang diselenggarakan oleh Forum Pemred pada peringatan Hari Ulang Tahun Ke-10 Forum Pemred di Hotel Raffles, Jakarta, Jumat, Anies megatakan bahwa pihaknya berharap media menjaga, banyak disebut kata independensi, tetapi yang tidak disebut adalah satu kata objektivitas. Untuk membangun trust (percaya), diperlukan objektivitas. Itu kata kunci.
Anies berpandangan bahwa kepercayaan merupakan pilar demokrasi, sedangkan rasa takut adalah pilar otoriter. Oleh karena itu, penting bagi media untuk membangun kepercayaan, bukan rasa takut.
“Bila muncul rasa takut dalam demokrasi, berarti kualitas demokrasi kita bergeser. Oleh karena itu, kita harus jaga dan kita menyaksikan banyak negara demokrasi tumbang karena rasa takut hilang,” ucap Anies.
Selain itu, Anies juga menegaskan bahwa media memiliki peran untuk menjaga agar ruang perdebatan itu selalu ada.
Menurut dia, ruang perdebatan untuk memastikan bahwa terdapat kesetaraan kesempatan untuk bertukar gagasan dan bertukar pikiran demi mencapai tujuan yang sama.
“Tujuannya apa? Diingatkan sekali lagi menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutur Anies.
Lebih lanjut Anies berpendapat bahwa tidak selamanya polarisasi itu adalah konflik, dan tidak selamanya polarisasi itu adalah perpecahan.
“Ada urutannya, perbedaan pandangan menghasilkan polarisasi, polarisasi bisa friksi, friksi bisa menuju pada konflik, konflik baru perpecahannya, jadi ada fasenya,” ucap Anies.
Sering kali, masyarakat melihat perbedaan pandangan langsung buru-buru menyimpulkan perpecahan.
“Tidak, perpecahan itu paling ujung. Polarisasi, friksi, konflik, baru pecah,” kata Anies.
Gubernur DKI Jakarta ini lebih lanjut menegaskan pentingnya untuk menjaga persatuan dengan memberikan rasa keadilan karena akan sulit untuk membangun persatuan dalam ketimpangan, sulit membangun persatuan dalam ketidaksetaraan.
“Bila media menjadi wahana untuk memberikan kesetaraan gagasan, kesempatan, saya yakin rasa kebersamaan muncul, persatuan akan bisa muncul,” kata Anies.
(ara/va)