Jurnalindo.com, – Harga garam di tingkat petani Kabupaten Pati hanya dihargai Rp. 500 hingga Rp. 700 per kilogram. Harga tersebut tentunya tidak sebanding dengan tenaga dan operasional yang dikeluarkan.
Salah satu petani garam asal Desa Tluwuk Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Ngadiyo (55) mengeluhkan harga garam dari petani di harga sekian.
Jika dibandingkan pada tahun 2023 harga garam yang menggunakan Geoisolator atau plastik terpal bisa tembus Rp 4.700 sedangkan metode umum atau langsung di tanah mencapai Rp. 4.500 per kilogram.
“Di tahun 2023 yang KW I dari petani harga sempat mencapai 4.700 an. Kalau yang umum 4.500,” ujar Ngadiyo di sela-sela memanen garam belum lama ini
Sementara, harga garam yang menggunakan Geoisolator atau terpal hanya menyentuh Rp. 700 per kilogram. Sedangkan untuk harga garam umum atau langsung ke lahan menyentuh Rp. 500 per kilogram.
“Ini turun mas, masa panen raya. Yang KW I 700, yang umum 500,” ungkapnya.
Ngadiyo bercerita, awal mulanya, dia mulai panen garam di bulan Agustus 2024. Di bulan tersebut, lanjutnya, harga garam masih lumayan tinggi di harga Rp. 1000 per kilogram untuk garam yang menggunakan Geoisolator.
Tetapi, untuk harga garam yang umum atau langsung ditanah menyentuh Rp. 800 per kilogram.
“Di bulan Agustus masih agak mahal, 800 yang umum, 1000 yang KW I,” paparnya.
Adanya panen raya ini, Ngadiyo mengatakan sangat berpengaruh terhadap harga garam. Lebih lanjut, pihaknya menyampaikan harga garam tingkat petani berangsur turun sejak bulan September hingga akhir Oktober 2024 ini.
“September mulai turun, (September) Oktober mulai turun sampai sekarang ini,” pungkas dia (Juri/Jurnal)